Rekor! Harga Timah to the Moon, Begini Nasib TINS-INCO dkk

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
03 May 2021 09:44
PT Timah TBK (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: PT Timah TBK (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Dilansir dari siaran pers ICDX, bursa timah ICDX membukukan nilai transaksi mencapai Rp 2,4 triliun pada kuartal pertama 2021 dengan volume transaksi timah mencapai 6294 metrik ton.

Adapun rata-rata harga timah ICDX pada Kuartal I sampai pertengahan April terpantau stabil pada rentang level US$ 28.000 per ton. Angka tersebut merupakan angka capaian rata-rata tertinggi sejak timah diperdagangkan melalui Bursa ICDX atau sejak 30 Agustus 2013.

Peningkatan signifikan timah ini terjadi seiring fundamental timah yang kuat sehingga mendukung harga timah untuk bergerak lebih tinggi.

Manajemen ICDX menjelaskan, kebutuhan permintaan timah yang semakin meningkat sejalan dengan kembali normalnya operasional perusahaan elektronik dan manufaktur global yang membutuhkan timah sebagai bahan baku semikonduktor.

Contohnya, dalam perakitan produk era modern dalam bentuk barang elektronik dan robotik, mobil elektrik, baterai dan infrastruktur energi. Hal ini terlihat dari volume transaksi timah yang diperdagangkan melalui bursa timah ICDX sampai pertengahan April telah mencapai 7936 metrik ton dan mencatatkan harga timah dengan level tertinggi.

Praktis, ini menjadi penanda kembali aktifnya perdagangan timah Indonesia dengan tren pertumbuhan yang meningkat.

Dengan harga perdagangan timah Bursa ICDX yang sempat menyentuh US$ 29.450 per ton pada Maret 2021 ini menjadi referensi harga timah dunia. Tentu, ini katalis positif bagi perdagangan timah Tanah Air.

"Harga rata-rata timah Bursa ICDX lebih tinggi dibandingkan London Metal Exchange (LME) dan Kuala Lumpur Tin Market (KLTM), tentunya ini akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan para penjual timah tujuan ekspor", ujar Bambang Setioso kepala tim logistik ICDX Group, dikutip CNBC Indonesia, Senin (3/5/2021).

Mengutip ICDX, peningkatan harga timah dari sisi harga dan juga volume ini menjadi momentum kebangkitan perdagangan timah pada 2021, mengingat perdagangan timah Indonesia merupakan salah satu penyumbang perekonomian domestik.

Sejurus dengan itu, harga timah yang tinggi akan menambah nilai royalti kepada Provinsi Bangka dan juga penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dalam bentuk pajak maupun non pajak atas kegiatan ekspor timah Indonesia.

Bambang menjelaskan, timah akan menjadi sangat vital bagi industri masa depan yang berporos pada renewable energy dan juga komputasi robotik yang menjadi fitur utama dan fokus pengembangan teknologi.

Kebutuhan akan timah akan sangat bergantung pada Indonesia yang merupakan salah satu pusat produksi dan eksportir timah terbesar ke pasar global.

Pada Kuartal I tahun ini, kebutuhan global akan timah masih didominasi oleh pasar Asia dan Eropa . Korea Selatan, Singapura, India, Taiwan, Belanda dan Jepang merupakan 6 negara tujuan ekspor terbesar timah Indonesia.

Negara tujuan ekspor tersebut merupakan negara-negara yang mendominasi industri elektronik dan manufaktur dan membutuhkan timah dalam skala besar untuk operasionalnya.

"Prospek permintaan yang meningkat dan keterbatasan pasokan timah akan menjadi pondasi kuat untuk harga timah dapat melanjutkan tren kenaikan pada 2021."tutup Bambang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular