
Rekor! Harga Timah to the Moon, Begini Nasib TINS-INCO dkk

Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia menyajikan tabel mengenai kinerja saham emiten timah-nikel dalam sebulan dan setahun terakhir, per Jumat (30/4/2021).
Menurut tabel di atas, dari enam emiten timah-nikel yang diamati, semuanya secara umum menunjukkan kinerja yang ciamik, baik dalam kurun sebulan maupun setahun belakangan.
Bahkan, tiga di antaranya mencatat rekok kenaikan harga tertinggi dalam 5 tahun terakhir pada kuartal I tahun ini. Sebut saja, saham ANTM yang menyentuh all time high pada 20 Januari lalu di harga Rp 3.190/saham.
Setali tiga uang dengan ANTM, saham TINS dan INCO juga mencapai puncak tertinggi pada awal tahun ini. TINS mencapai harga tertinggi dalam 5 tahun belakangan pada 18 Februari 2021 di Rp 2.390/saham. Sementara, INCO pada 21 Januari 2021 di posisi Rp 6.725/saham.
Adapun duo emiten timah-nikel pelat merah, ANTM dan TINS berhasil mencatatkan kenaikna harga tertinggi dalam setahun belakangan.
ANTM meroket 471,10% dalam 12 bulan terakhir, sementara dalam sebulan saham ini melejit 11,16%. Kemudian, saham TINS 'terbang' 317,85% dalam setahun belakangan, diikuti oleh kenaikan sebulan sebesar 9,15%.
Apabila menilik kinerja fundamental, Antam memang mencatatkan kinerja yang positif di tahun lalu. Pasalnya laba bersih perusahaan selama 2020 meroket hingga 492,90% secara tahunan (year on year (YoY).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, tercatat laba bersih ANTM tahun lalu mencapai Rp 1,14 triliun. Dibanding dengan laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 193,85 miliar.
Di tengah kenaikan laba tersebut, kinerjapendapatan mengalami penurunan 16,33% YoY menjadi senilai Rp 27,37 triliun dari posisi 31 Desember 2019 yang senilai Rp 32,71 triliun.
Situasi berbeda dengan TINS, yang mana kembali membukukan rugi bersih pada tahun lalu, di tengah kenaikan harga saham yang luar biasa.
Sepanjang 2020, TINS kembali menanggung rugi bersih sebesar Rp 340,60 miliar. Angka ini menyusut ketimbang rugi bersih pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 611,28 miliar. Seiring rugi bersih tersebut, pendapatan TINS juga merosot 21,33% menjadi Rp 15,22 triliun.
NEXT: Update Harga Timah
(tas/tas)