Analisis Teknikal Sesi II

IHSG Tertahan Pola Descending Triangle, Baik atau Buruk?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 April 2021 13:08
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses kembali ke atas 6.000 di perdagangan sesi I. Bank sentral Amerika Serikat (AS), the Fed, yang menegaskan tidak akan mempertahankan kebijakan moneternya, meski pertumbuhan ekonomi serta inflasi lebih tinggi dari prediksi sebelumnya

Pasar pun menyambut baik, bursa saham Asia menghijau hari ini termasuk IHSG yang menguat 0,55% ke 6.007,35.

Data perdagangan mencatat investor asing melakukan beli bersih (net buy) sebesar Rp 78,2 miliar di pasar reguler. Adapun saham yang paling banyak diborong asing adalah trio big bank yaitu saham PT Bank Mandiri Tbk(BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk(BBRI).

Ketiga saham tersebut berhasil menguat hingga sesi I setelah diborong asing secara kumulatif sebesar Rp 120,7 miliar.

Sementara itu saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang menguat sebenarnya menjadi saham yang paling banyak dilepas asing. Secara total asing melego dua saham big cap tersebut hampir Rp 52 miliar.

Dengan sentimen pelaku pasar yang masih bagus merespon pengumuman kebijakan moneter The Fed, IHSG berpeluang mempertahankan penguatan di sesi II, bahkan tidak menutup kemungkinan bertambah tebal.

Secara teknikal, IHSG kembali ke atas level psikologis 6.000 tentunya memberikan tenaga lebih besar untuk menguat.

Meski demikian, untuk terus melaju IHSG harus sukses melewati rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat. Sejak awal bulan April IHSG sudah 2 kali mencoba melewati level tersebut tetapi gagal.

Selain itu IHSG juga membentuk pola Descending Triangle, yang merupakan pola bearish atau tren menurun. IHSG kini sudah menyetuh garis atas pola tersebut, dan jika di akhir perdagangan nanti mampu melewatinya, peluang penguatan tentunya terbuka lebih besar.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Sementara Batas bawah pola tersebut berada di kisaran 6.890 yang akan menjadi support kuat.

Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Sementara stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik setelah sebelumnya mencapai wilayah oversold.

Level psikologis 6.000 kini menjadi support terdekat, selama bertahan di atasnya IHSG berpeluang ke 6.030. Resisten selanjutnya di kisaran 6.070.

Sementara jika kembali ke bawah 6.000, ada risiko koreksi ke 5.960.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek Dulu Arah Gerak IHSG Sebelum Cari Cuan Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular