KUARTAL I-2021

Laba Terbang, Tesla Ini Pabrik Mobil Apa Jualan Kripto Sih?

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
29 April 2021 06:12
Tesla Model X. CNBC Indonesia/Andrean Kristianto
Foto: Tesla. (AP/John Locher)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tesla Inc, pabrikan mobil milik crazy rich Elon Musk, baru saja melaporkan kinerja keuangan kuartal pertama tahun 2021 yang mengesankan terutama dari sisi pendapatan dan laba bersih.

Perusahaan yang tercatat di Bursa Nasdaq AS ini menyatakan bahwa laba bersih perusahaan mencapai US$ 438 juta atau setara dengan Rp 6,35 triliun (kurs Rp 14.500/US$) pada kuartal pertama tahun 2021 (Q1-2021).

Laba bersih seusai GAAP (Generally Accepted Accounting Principles alias PSAK) itu melesat 2.638% secara year on year dari sebelumnya US$ 16 juta atau hanya Rp 232 miliar.

Adapun jika menghitung laba tanpa aturan PSAK di kuartal I-2021 mencapai US$ 1,05 miliar atau Rp 15,23 triliun, juga melesat 363% dari periode yang sama 2020 yakni US$ 227 juta atau Rp 3,29 triliun.

Sementara itu total pendapatan mencapai US$ 10,39 miliar atau Rp 149,21 triliun naik 74% dari sebelumnya US$ 5,99 miliar atau Rp 87 triliun.

Lalu dari mana saja sumber pendapatan perusahaan di 3 bulan pertama tahun ini sehingga mendulang kenaikan laba bersih?

Laporan Keuangan Tesla Q1-2021Foto: Laporan Keuangan Tesla Q1-2021
Laporan Keuangan Tesla Q1-2021

Mengacu laporan keuangan dan publikasi di situs resminta dan di CNBC International, pendapatan Tesla diperoleh dari hasil penjualan mobil listrik, baik itu secara langsung maupun leasing atau kredit, penjualan layanan pembangkit dan penyimpanan energi termasuk di dalamnya atap panel surya dan powerwall, serta pendapatan dari layanan lain.

Sepanjang kuartal pertama 2021, Tesla berhasil menjual total 184.877 kendaraan atau meroket 109% secara year on year (yoy) dibandingkan kuartal yang sama tahun 2020.

Akan tetapi peningkatan penjualan ini tidak dibarengi dengan pertambahan store and service locations dan mobile service fleet yang hanya tumbuh masing-masing 28% dan 22% yang menyebabkan membengkaknya lama waktu antrean untuk perbaikan.

Bisnis Energi

Di sisi lain, Tesla juga mendapatkan pendapatan dari bisnis energi. Penjualan dari bisnis energi mereka mencapai US$ 595 juta atau Rp 8,63 triliun, naik jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu. Tapi angka itu turun dari kuartal sebelumnya (kuartal keempat 2020) yang mencapai US$ 787 juta atau Rp 11,41 triliun.

Tesla menyampaikan, baru-baru ini perseroan juga menaikkan harga atap panel surya sebesar 50%, dan sekarang mengharuskan semua yang membeli panel surya untuk ikut memesan powerwall. Powerwall adalah sistem penyimpanan energi di rumah. Kenaikan harga yang tiba-tiba ini membuat beberapa konsumen jengkel.

Musk yang terkenal aktif mengampanyekan penggunaan energi bersih, dalam laporan kuartal pertama, mengatakan bahwa ia membidik rumah-rumah yang menggunakan atap panel surya dan powerwall milik Tesla.

Tujuannya untuk digunakan sebagai "layanan penyimpanan energi raksasa" yang bisa membantu mengamankan pasokan listrik bagi para pengguna di tengah tingginya permintaan listrik dan ketidakpastian akan cuaca ekstrem terus meningkat.

NEXT: Wah Ada Penjualan Kripto

Menariknya, di tengah penjualan mobil listrik ternyata Tesla yang baru masuk Indeks S&P 500 pada akhir tahun lalu itu untuk pertama kalinya mendapatkan pendapatan dari bisnis cryptocurrency alias mata uang digital kripto.

Sebelumnya pada 8 Februari lalu Tesla mengumumkan bahwa mereka akan menerima pembayaran pembelian mobil dalam Bitcoin dan sudah membeli Bitcoin sejumlah US$ 1,5 miliar atau setara Rp 22 triliun.

Pada laporan tersebut tercatat jumlah aset digital yang dimiliki Tesla berjumlah US$ 1,331 miliar dan pada periode yang sama mereka memperoleh hasil penjualan dari aset digital sebesar US$ 272 juta atau Rp 3,94 triliun.

Dengan kata lain Tesla memperoleh keuntungan yang cukup signifikan dari penjualan koin digital tersebut.

Dalam laporan yang sama juga disebutkan bahwa dampak positif terhadap profitabilitas Tesla salah satunya didongkrak oleh penjualan Bitcoin yang mencapai US$ 101 juta atau Rp 1,46 triliun. Hasil ini menunjukkan bahwa Tesla sangat cepat menjual aset digital mereka untuk memperoleh keuntungan.

Sejak Tesla mengumumkan pembelian Bitcoin, harga aset kripto ini terus mengalami peningkatan.

Meskipun level tertinggi bitcoin tercatat pada pertengahan April ini (US$ 63.503 atau setara Rp 921 juta/koin), yang mana di luar waktu penjualan Bitcoin milik Tesla yang dilakukan pada kuartal pertama 2021, akan tetapi pada bulan Maret harga Bitcoin sempat menembus US$ 61.243 pada 13 Maret lalu.

Pendapatan dari penjualan Bitcoin tentu menjadi salah satu perhatian utama.

Warganet langsung bereaksi baik pro maupun kontra setelah keluarnya laporan keuangan milik Tesla. Salah seorang pengguna Twitter menuding bahwa Musk membeli Bitcoin lalu memompa harga dan melepaskan aset tersebut untuk memperoleh keuntungan.

Musk merespons secara cepat dalam balasan cuitan, ia mengatakan bahwa dia tidak menjual bitcoin miliknya dan membela keputusan Tesla untuk menjual aset kripto mereka.

Musk mengatakan bahwa penjualan 10% koin digital yang dipegang Tesla adalah pembuktian likuiditas Bitcoin sebagai alternatif terhadap aset kas milik perusahaan.

Belum jelas bagaimana investasi Tesla pada aset kripto dapat berjalan beriringan dengan misi Musk dalam mengembangkan kendaraan listrik dan bisnis penyimpanan energi.

Tesla udah sejak lama mengatakan bahwa perusahaan mereka memiliki misi untuk mempercepat transisi dunia ke arah energi bersih dan berkelanjutan.

Perlu diketahui proses penambangan Bitcoin yang dilakukan secara digital membutuhkan perangkat komputer canggih dengan konsumsi daya besar sehingga menghasilkan jejak karbon yang cukup besar.

Studi yang dilakukan oleh profesor dari Cornell, Tsinghua dan beberapa kampus lain yang diterbitkan di jurnal Nature Communications mengemukakan bahwa jejak karbon yang dihasilkan dari penambangan Bitcoin setara dengan emisi yang dihasilkan oleh kota terbesar ke-10 di China.

Pada riset yang sama dikatakan bahwa China melakukan lebih dari 75% penambangan Bitcoin dunia, dengan dua pertiga energi China masih dihasilkan dari pembakaran batu bara.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular