
Laba Terbang, Tesla Ini Pabrik Mobil Apa Jualan Kripto Sih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Tesla Inc, pabrikan mobil milik crazy rich Elon Musk, baru saja melaporkan kinerja keuangan kuartal pertama tahun 2021 yang mengesankan terutama dari sisi pendapatan dan laba bersih.
Perusahaan yang tercatat di Bursa Nasdaq AS ini menyatakan bahwa laba bersih perusahaan mencapai US$ 438 juta atau setara dengan Rp 6,35 triliun (kurs Rp 14.500/US$) pada kuartal pertama tahun 2021 (Q1-2021).
Laba bersih seusai GAAP (Generally Accepted Accounting Principles alias PSAK) itu melesat 2.638% secara year on year dari sebelumnya US$ 16 juta atau hanya Rp 232 miliar.
Adapun jika menghitung laba tanpa aturan PSAK di kuartal I-2021 mencapai US$ 1,05 miliar atau Rp 15,23 triliun, juga melesat 363% dari periode yang sama 2020 yakni US$ 227 juta atau Rp 3,29 triliun.
Sementara itu total pendapatan mencapai US$ 10,39 miliar atau Rp 149,21 triliun naik 74% dari sebelumnya US$ 5,99 miliar atau Rp 87 triliun.
Lalu dari mana saja sumber pendapatan perusahaan di 3 bulan pertama tahun ini sehingga mendulang kenaikan laba bersih?
![]() Laporan Keuangan Tesla Q1-2021 |
Mengacu laporan keuangan dan publikasi di situs resminta dan di CNBC International, pendapatan Tesla diperoleh dari hasil penjualan mobil listrik, baik itu secara langsung maupun leasing atau kredit, penjualan layanan pembangkit dan penyimpanan energi termasuk di dalamnya atap panel surya dan powerwall, serta pendapatan dari layanan lain.
Sepanjang kuartal pertama 2021, Tesla berhasil menjual total 184.877 kendaraan atau meroket 109% secara year on year (yoy) dibandingkan kuartal yang sama tahun 2020.
Akan tetapi peningkatan penjualan ini tidak dibarengi dengan pertambahan store and service locations dan mobile service fleet yang hanya tumbuh masing-masing 28% dan 22% yang menyebabkan membengkaknya lama waktu antrean untuk perbaikan.
Bisnis Energi
Di sisi lain, Tesla juga mendapatkan pendapatan dari bisnis energi. Penjualan dari bisnis energi mereka mencapai US$ 595 juta atau Rp 8,63 triliun, naik jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu. Tapi angka itu turun dari kuartal sebelumnya (kuartal keempat 2020) yang mencapai US$ 787 juta atau Rp 11,41 triliun.
Tesla menyampaikan, baru-baru ini perseroan juga menaikkan harga atap panel surya sebesar 50%, dan sekarang mengharuskan semua yang membeli panel surya untuk ikut memesan powerwall. Powerwall adalah sistem penyimpanan energi di rumah. Kenaikan harga yang tiba-tiba ini membuat beberapa konsumen jengkel.
Musk yang terkenal aktif mengampanyekan penggunaan energi bersih, dalam laporan kuartal pertama, mengatakan bahwa ia membidik rumah-rumah yang menggunakan atap panel surya dan powerwall milik Tesla.
Tujuannya untuk digunakan sebagai "layanan penyimpanan energi raksasa" yang bisa membantu mengamankan pasokan listrik bagi para pengguna di tengah tingginya permintaan listrik dan ketidakpastian akan cuaca ekstrem terus meningkat.
NEXT: Wah Ada Penjualan Kripto