Bertahan di Bawah Rp 14.500/US$, Rupiah Bisa Balik Menguat?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 April 2021 12:25
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah tertahan di zona merah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Selasa (27/4/2021). Indeks dolar AS yang rebound memberikan tekanan bagi Mata Uang Garuda. Meski demikian, rupiah masih punya peluang untuk berbalik menguat.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.480/US$. Setelahnya, rupiah langsung masuk ke zona merah, melemah hingga 0,17% ke Rp 14.505/US$.

Rupiah berhasil memangkas pelemahan dan berada di Rp 14.490/US$, melemah 0,07% di pasar spot.

Di sisa perdagangan hari ini, rupiah berpeluang berbalik menguat melihat pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.

PeriodeKurs Pukul 8:54 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.475,50Rp14.463,9
1 BulanRp14.505,00Rp14.504,0
2 BulanRp14.565,00Rp14.564,0
3 BulanRp14.623,00Rp14.625,0
6 BulanRp14.792,00Rp14.796,0
9 BulanRp14.955,00Rp14.964,0
1 TahunRp15.151,00Rp15.133,7
2 TahunRp15.882,70Rp15.890,5

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

Indeks dolar AS yang terus merosot membuat rupiah mampu leluasa menguat. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini Senin kemarin melemah tipis 0,06%, setelah merosot nyaris 1% pada pekan lalu. Indeks dolar AS bahkan sudah melemah dalam 3 pekan beruntun, dengan persentase 2,33%.

Namun, hingga siang ini indeks dolar AS berbalik naik 0,14% ke 90,933, yang berisiko membuat rupiah tertekan.

Kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang kembali meningkat di Eropa membuat dolar AS yang menyandang status safe haven kembali menjadi sasaran investasi. Jerman, salah satu negara yang menghadapi kenaikan kasus Covid-19 dan sudah menerapkan aturan pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat dan bakal berlaku hingga Juni nanti.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular