Harga CPO Terbang Meski India Kena 'Tsunami' Covid, Why?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik tinggi menyusul data ekspor bulan April yang bagus di tengah lonjakan kasus infeksi Covid-19 di India.
Harga kontrak CPO pengiriman Juli yang aktif diperjualbelikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange menguat 2,6% pada perdagangan hari ini, Selasa (27/4/2021). Harga pada 11.15 WIB berada di RM 3.988/ton.
Ekspor minyak sawit Malaysia pada periode 1-25 April dilaporkan naik 10,1% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya. Ekspor meningkat dari 1,01 juta ton menjadi 1,12 juta ton bulan ini.
Peningkatan ekspor terjadi pada kategori CPO dan produk turunannya seperti Refined Bleached Deodorized (RBD) palm oil, RBD palm stearin dan Oleokimia. Ekspor ke destinasi utama juga tercatat meningkat.
Bahkan ekspor ke India yang sedang dilanda tsunami Covid-19 pun meningkat. Namun dengan adanya lockdown yang diberlakukan di tengah peningkatan kasus infeksi dan kematian yang melonjak tajam, ke depan konsumsi dan impor minyak nabati unggulan RI dan Negeri Jiran menjadi terancam.
Hanya dalam satu bulan rata-rata kasus harian infeksi Covid-19 di India melonjak sampai 7x. Sebulan lalu rata-rata kasus infeksi harian Covid-19 di India tercatat mencapai 44 ribu kasus. Namun sekarang angkanya sudah mendekati 300 ribu kasus per hari.
Tidak hanya kasus infeksi saja yang meningkat. Angka kematian akibat Covid-19 juga ikut melesat. Dalam kurun waktu sebulan, angka kematian harian Covid-19 di India melonjak hampir 10x.
India banyak mengimpor minyak sawit yang digunakan sebagai minyak goreng. Hanya saja minyak sawit cenderung lebih banyak digunakan di sektor perhotelan dan bukan rumah tangga. Di saat lockdown, tentu saja ini menjadi hotel dan restoran banyak yang tutup sehingga menjadi ancaman tersendiri bagi impor minyak sawit.
Namun harga minyak sawit diprediksi tetap kuat hingga paruh pertama tahun ini akibat ketatnya suplai. Kenaikan harga minyak sawit global membuat harga CPO patokan dalam negeri ikut meningkat.
Harga CPO acuan RI bulan Mei 2021 dipatok di US$ 1.110 per ton. Harga acuannya naik ketimbang bulan lalu yang hanya dibanderol US$ 1.093,83 per ton. Artinya pajak ekspor untuk minyak sawit mentah di bulan Mei akan lebih tinggi menjadi US$ 144 per ton.
Sementara pungutan ekspor untuk minyak nabati tidak akan berubah pada US$ 255 per ton. Pajak ekspor pada bulan April untuk minyak sawit mentah berada pada US$ 116 per ton.
Di sisi lain harga minyak sawit yang sudah tergolong tinggi memberikan konsekuensi lain terutama untuk biodiesel. Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman mengungkapkan kenaikan harga minyak sawit mentah menjadi tantangan dalam penyediaan bio diesel.
"Yang menjadi persoalan, terkait harga cpo yang naik, mengakibatkan harga biodiesel dari waktu ke waktu cukup tinggi dibandingkan dengan Solar. Tugas BPDPKS adalah menutup gap dari harga indeks pasar biodiesel dan harga indeks pasar solar, sehingga solar yang dicampuur 30% biodiesel tadi harganya affordable," ujarnya
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Harga CPO Kuat di Level RM 3.200, Ini Penyebabnya
(twg/twg)