
Harga Minyak ICP Q1 2021 Melompat dari Target ke US$ 59/Barel

Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) pada kuartal I 2021 ini melompat lebih tinggi dari target awal yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, realisasi rata-rata ICP telah melonjak ke kisaran US$ 59,01 per barel, lebih tinggi dari asumsi APBN 2021 sebesar US$ 45 per barel.
"Harga mulai membaik di tahun 2021. Realisasi rata-rata ICP lebih tinggi yakni US$ 59,01 per barel dari asumsi APBN 2021 US$ 45 per barel," ungkapnya saat konferensi pers tentang Kinerja Hulu Migas Kuartal I 2021, Senin (26/04/2021).
Sementara untuk harga minyak mentah dunia, pada tahun ini diperkirakan mencapai rata-rata sekitar US$ 57 per barel dengan proyeksi Dated Brent bakal menembus level tertinggi di sekitar US$ 61 per barel pada Q4 2021 dan WTI perkirakan US$ 58 per barel pada Q4 2021 mendatang.
Bila ini tercapai, ini artinya harga rata-rata minyak mentah dunia pada tahun ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata 2020 yang sekitar US$ 42 per barel.
Adapun perkiraan rata-rata harga minyak mentah pada 2022 diperkirakan akan semakin melesat hingga ke level US$ 60 per barel.
Seperti diketahui, pada Maret 2021 ICP melesat 5,2% menjadi US$ 63,50 per barel dibandingkan Februari 2021 sebesar US$ 60,36 per barel.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan kenaikan ICP ini disebabkan oleh optimisme pasar atas kegiatan perekonomian di dunia serta membaiknya permintaan minyak mentah yang didukung dengan pengaturan pasokan minyak mentah yang efektif.
Tim Harga Minyak Indonesia menyebut selain optimisme pasar dan membaiknya permintaan minyak mentah, kenaikan harga minyak di pasar internasional juga dipengaruhi kesepakatan OPEC+ untuk melanjutkan pemotongan produksi hingga Bulan April 2021.
Selain itu, faktor lainnya yakni tingkat kepatuhan OPEC+ di bulan Februari 2021 mencapai 113%.
"[Sentimen lain yakni] disetujuinya Paket Stimulus AS sebesar US$ 1,9 triliun yang diproyeksikan akan meningkatkan ekonomi AS dan ekonomi global pada umumnya," kata Tim Harga Minyak Indonesia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Naik, Perusahaan Migas Tetap Kontrol Biaya