
Harga Minyak Naik, Perusahaan Migas Tetap Kontrol Biaya

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia berangsur naik, bahkan telah melewati US$ 60 per barel. Pada perdagangan Rabu (10/02/2021) pukul 10.25 WIB, harga kontrak Brent mencapai US$ 60,96 per barel, sementara harga kontrak West Texas Intermediate (WTI) US$ 58,17 per barel.
Kenaikan harga minyak ini menjadi angin segar bagi industri hulu minyak dan gas bumi yang sejak lalu terpuruk akibat pandemi Covid-19, termasuk industri migas di Tanah Air.
Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) Hilmi Panigoro mengatakan pihaknya bersyukur dengan terdongkraknya harga minyak dan ini bisa membuat keuntungan dan kondisi keuangan perusahaan membaik.
"Kami sangat mensyukuri harga minyak kembali ke US$ 60 per barel, dengan demikian keuntungan dan kondisi keuangan perusahaan akan jauh lebih baik," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (10/02/2021).
Namun demikian, lanjutnya, perusahaan migas harus tetap berhati-hati, terutama dalam mengendalikan biaya operasi dan belanja modal (capital expenditure/ capex). Pasalnya, permintaan minyak masih akan sangat bergantung pada kondisi pandemi Covid-19.
"Kita semua berharap program vaksinasi global yang sedang berjalan sekarang ini sukses, sehingga ekonomi dunia bisa kembali tumbuh ke tingkat seperti sebelum pandemi. Pada saat itulah kami akan lebih nyaman melakukan investasi-investasi baru," paparnya.
Dia pun meyakini perusahaan migas lainnya memiliki strategi seperti itu.
"Saya yakin perusahaan migas pada umumnya memiliki strategi yang serupa," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, harga minyak yang telah menembus US$ 60 per barel ini sudah cukup baik dan bisa mendorong investasi hulu migas di Indonesia.
"Harga ini mestinya sudah cukup baik untuk mendorong investasi di Indonesia," ungkapnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Ramalan Bos Medco Soal Migas di Masa Depan