
Dow Futures Naik Tipis, Wall Street Berpeluang Dibuka Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Jumat (23/4/2021), mengindikasikan pemodal ingin mengakhiri koreksi beberapa hari terakhir yang dipicu kekhawatiran kebijakan pajak yang baru.
Kontrak berjangka (futures) Dow Jones Industrial Average naik tipis sebesar 0,2% dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 bertambah 50 poin sedangkan Nasdaq menguat 0,2% dari nilai wajar mereka.
Pembalikan arah itu terjadi setelah koreksi pada Kamis yang dipicu berita bahwa Presiden Joe Biden bakal menaikkan pajak penghasilan (Pph) dari keuntungan transaksi saham bagi para pemodal besar. Nilainya, menurut pemberitaan Bloomberg, mencapai 43,4%.
Sementara itu, Reuters dan New York Times melaporkan bahwa besaran pajak tersebut bakal mencapai 39,6%, atau naik dari posisi sekarang sebesar 20%, bagi perorangan yang mendapatkan cuan mencapai US$ 1 juta ke atas.
"Kami berharap Kongres akan meloloskan versi kenaikan pajak yang sudah direm... kami harapkan Kongres akan berujung pada kenaikan yang lebih terukur, kemungkinan sekitar 28%," tulis Kepala Ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius dalam laporan riset, yang dikutip CNBC International.
Indeks Dow Jones Industrial Average kemarin drop lebih dari 300 poin, setelah sempat terbenam hingga kehilangan 420 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 dan Nasdaq kompak berakhir dengan koreksi sebesar 0,9%. Sepanjang pekan berjalan, ketiga indeks tersebut melemah masing-masing sebesar 1,1%, 1,2% dan 1,6%.
Sebelum muncul berita tersebut, ketiga indeks bursa di Wall Street menguat berkat positifnya rilis kinerja keuangan emiten dan data ekonomi. Produsen chip Intel dan perusahaan media sosial Snap melaporkan perolehan laba bersih pada kuartal I-2021.
Namun demikian, Intel merilis target laba bersih kuartal II-2021 yang lebih rendah dari ekspektasi pasar. Akibatnya, saham Intel pun anjlok 2,8% di sesi pra-pembukaan. Sementara itu, saham Snap melesat 5% setelah mencetak pertumbuhan pendapatan dan jumlah pelanggan.
Secara umum, kinerja emiten di Wall Street per 3 bulan pertama tahun ini masih lebih baik dari ekspektasi pasar. Namun, pelaku pasar telah mengambil posisi pada awal tahun dengan memburu saham mereka, sehingga kenaikan sahamnya mencerminkan penambahan laba bersih tersebut.
Pemodal hari ini juga menyambut positif data Departemen Tenaga Kerja yang pada Kamis merilis data klaim tunjangan baru sebanyak 547.000 unit, atau lebih baik dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang mengestimasikan angka 603.000.
Bitcoin anjlok di tengah kekhawatiran pajak Biden, sehingga mata uang kripto tersebut drop hingga 8%, menurut data CoinMetrics. Mata uang kripto lain seperti Ethereum juga terpukul. Sejauh ini koreksi yang ada belum memiliki efek buruk ke bursa saham global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kebijakan Pajak Biden Perberat Pergerakan Dow Futures dkk