Duh! Dolar Singapura Naik 4 Pekan Beruntun Lawan Rupiah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 April 2021 16:48
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sepanjang pekan ini mampu menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS), tetapi beda ceritanya berhadapan dengan dolar Singapura. Mata Uang Negeri Merlion ini mampu menguat 4 pekan beruntun melawan rupiah, dan berada di level tertinggi dalam 1 tahun terakhir.

Melansir data Refinitiv, dolar Singapura pada hari ini, Jumat (23/4/2021) menguat 0,17% ke Rp 10.932,91/SG$. Sementara dalam sepekan, dolar Singapura menguat 0,22%.

Dengan demikian, dolar Singapura memperpanjang rentetan penguatan menjadi 4 pekan beruntun dengan total 2,1%, Bahkan jika melihat lebih ke belakangan, dalam 11 pekan terakhir, dolar Singapura hanya melemah 2 kali saja. Selama periode tersebut total penguatannya sebesar 4,1%.

Sementara itu melawan dolar AS, rupiah mampu menguat 0,27% sepanjang pekan ini, sekaligus menghentikan rekor buruk tidak pernah menguat dalam 9 pekan terakhir.

Pergerakan tersebut mengindikasikan rupiah sebenarnya masih lemah. Maklum saja, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dipangkas, baik oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Indonesia (BI).

IMF bahkan sudah 2 kali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, pertama pada Januari lalu, kemudian pada awal bulan ini.

IMF kini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini sebesar 4,3%, turun dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan Januari lalu sebesar 4,8%. Pada bulan Oktober tahun lalu, IMF bahkan memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan melesat 6,1%.

Di sisi lain, IMF justru menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Singapura menjadi 5,2% dibandingkan proyeksi sebelumnya 5%.

Sementara BI Selasa lalu mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan 3,5%. Namun, BI menurunkan proyeksi produk domestik bruto (PDB) tahun ini menjadi 4,1-5,1% dari sebelumnya 4,3-5,3%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular