Akhirnya! Rekor Buruk Rupiah Setop, Catat Penguatan Sepekan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 April 2021 15:37
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (23/4/2021), tetapi mampu menghentikan rekor buruk tidak pernah melemah dalam 9 pekan terakhir.

Melansir data Refinitiv, rupiah pada perdagangan hari ini melemah tipis 0,03% ke Rp 14.520/US$, sementara dalam sepanjang pekan ini rupiah mampu membukukan penguatan 0,27%.

Ini merupakan penguatan mingguan pertama rupiah setelah pekan lali stagnan, dan sebelumnya melemah dalam 8 pekan beruntun. Rentetan tersebut menjadi rekor terburuk sejak September 2015, saat itu rupiah melemah dalam 11 pekan beruntun.

Indeks dolar yang sedang dalam tren menurun membuat rupiah mampu menghentikan rekor buruk tersebut. Hingga sore ini, indeks dolar AS turun 0,33% ke 91,036 berada di dekat level terendah sejak awal Maret. Sepanjang pekan ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut melemah 0,57%, dan sepanjang April merosot nyaris 2,5%.

Indeks dolar AS terus merosot setelah ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell, pada Rabu lalu yang menyebutkan perekonomian AS memang sudah membaik, dan inflasi juga akan terus naik. Tetapi hal tersebut masih belum cukup bagi The Fed untuk menaikkan merubah kebijakan moneternya, yang masih akan dipertahankan hingga krisis berakhir. 

Rupiah sebenarnya bisa menguat lebih tajam lagi seandainya tidak dibayangi lambatnya pemulihan ekonomi Indonesia. Bank Indonesia (BI) Selasa lalu mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan 3,5%. Namun, BI menurunkan proyeksi produk domestik bruto (PDB) tahun ini menjadi 4,1-5,1% dari sebelumnya 4,3-5,3%.

"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,1-5,1%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode April 2021, Selasa (20/4/2021).

Menurut Perry, satu hal yang membuat pertumbuhan ekonomi lebih terbatas adalah konsumsi swasta. Memang masih ada pertumbuhan, tetapi lajunya lebih rendah ketimbang proyeksi sebelumnya.

Terbatasnya konsumsi, lanjut Perry, disebabkan oleh mobilitas masyarakat yang masih terbatas. Indonesia memang terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi anti-virus corona, tetapi bukan berarti sudah tidak ada pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat.

Terbatasnya mobilitas masyarakat masih terus berlanjut, bahkan semakin meluas. Sebab, pemerintah memutuskan untuk kembali memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.

"Berdasarkan hasil evaluasi, pemerintah melanjutkan perpanjangan PPKM mikro tahap keenam tanggal 20 April sampai 3 Mei 2021," kata Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto, Senin (19/4/2021).

Selain itu ada penambahan 5 provinsi yang menerapkan PPKM, yaitu Sumatra Barat, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, dan Kalimantan Barat.

PPKM diterapkan mulai 11 Januari 2021, berlaku selama dua mingguan dan sampai saat ini terus diperpanjang. Selama PPKM masih terus berlangsung, maka mobilitas masyarakat tentunya akan terbatas, sehingga roda perekonomian masih akan berjalan dengan perlahan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular