
Likuiditas Cukup, Bos BCA Yakin Kredit Tumbuh 6% Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini bisa mencapai 6%. Kondisi ini, ditopang oleh likuiditas yang masih memadai dan ekspektasi pemulihan ekonomi sehingga mendorong permintaan kredit.
Target tersebut masih sama dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang disampaikan sebelumnya di kisaran 4% sampai dengan 6%.
"Kira kira [pertumbuhan kredit] 6 persen. Setiap kesempatan kasih kredit uangnya ada, likuiditas ada, kenapa musti dibatasi. Sebisa bisanya, sebanyak mungkin permintaan," kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam konferensi pers secara daring, Kamis (22/4/2021).
Jahja menilai, ada beberapa sektor yang masih cukup berpotensi tumbuh di tahun in, seperti misalnya, perusahaan di sektor perkebunan, minyak nabati yang tetap tumbuh semasa pandemi.
Selain itu, permintaan kredit di sektor manufaktur, sektor otomotif dan properti juga diproyeksikan akan tumbuh sejalan dengan sentimen vaksin dan berbagai stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah, seperti fasilitas relaksasi PPnBM untuk mobil di bawah 1.
"Perbankan siap mendorong, likuiditas dan permodalan tersedia, jangan khawatir untuk itu," jelasnya.
Sampai dengan periode kuartal pertama tahun ini, aktivitas bisnis yang belum pulih sepenuhnya menyebabkan fasilitas kredit belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga total kredit BCA terkoreksi menjadi Rp 586,8 triliun di akhir Maret 2021.
Kredit korporasi mencapai Rp 262,6 triliun di Maret 2021, naik 0,9% YoY. Sementara itu, kredit komersial dan UKM turun 6,4% YoY menjadi Rp178,9 triliun.
Total kredit konsumer terkontraksi 10% YoY menjadi Rp139,5 triliun.
Pada portofolio kredit konsumer, KPR turun 3,4% YoY menjadi Rp89,4 triliun, serta KKB berkurang 23,7% YoY menjadi Rp36,0 triliun. Sementara itu, saldo outstanding kartu kredit turun 10,2% YoY ke Rp11,1 triliun.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BCA 'Pede' Penyaluran Kredit Bisa Tumbuh 6% di 2021