
Duh! Investor Kakap Was-was, Bikin Transaksi Drop & IHSG Loyo

Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto menilai, sentimen BP Jamsostek cukup pengaruh ke pasar, mengingat BPJS merupakan investor institusi yang mengelola dana besar yang sanggup bersaing dengan investor asing. Hal ini yang menyebabkan bursa saham relatif sepi transaksi belakangan ini.
"Pengaruh, secara sentimen jelas ada. BPJS sendiri merupakan investor dengan dana besar yang sanggup head to head dengan asing. Jadi kalau mereka tidak aktif, maka bursanya juga mungkin akan kekurangan daya pendorong," kata Rudiyanto saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (21/4/2021).
Namun, yang ditekankan Rudiyanto, BP Jamsostek sejauh ini selalu surplus dari iuran yang diperolehnya setiap tahun. "Mengurangi bobot itu artinya ketika ada surplus mungkin tidak masuk ke saham dan reksa dana, atau tetap masuk tapi porsinya lebih kecil," jelas Rudi.
Pada perdagangan Rabu ini, kompak seluruh bursa saham di Asia finis di zona merah. Indeks Nikkei, misalnya turun 2,03%, Hang Seng melemah 1,76%, Shanghai Composite dan Strait Times juga terkoreksi.
Di tengah kondisi saham yang sedang sepi transaksi ini, lantas bagaimana strategi perusahaan manajer investasi dalam mengelola portofolionya, terutama di saham?
Panin Asset Management, menurut Rudi tetap berbelanja di saham-saham dengan fundamental yang cukup baik, seperti saham-saham di sektor keuangan, telekomunikasi dan sektor konsumer.
Beberapa emiten di sektor ini beberapa sudah melaporkan kinerja keuangan dengan prospek yang cukup baik. Sementara itu, sektor konstruksi cenderung dihindari karena rasio utang yang besar.
"Penurunan ini dimanfaatkan sebagai momentum untuk beli saham di harga yang lebih rendah," katanya.
[Gambas:Video CNBC]
