Lebaran 20 Hari Lagi, Saham Konsumer Mulai Ketiban 'THR' nih!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
22 April 2021 09:50
Sertifikasi halal dinilai menjadi aspek penting dalam bisnis makanan di Tanah Air. Hal itu berkaitan dengan rasa aman seiring garansi yang diberikan atas produk atau jasa yang dibeli.

Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar mengatakan, untuk perusahaan besar seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), tak bisa dimungkiri sertifikasi halal menambah penjualan produk yang dihasilkan.

"Begitu ada lambang hijau MUI (Majelis Ulama Indonesia), (produknya) laku keras. Mayora dan Garuda Food juga begitu. Sertifikasi itu penting," katanya di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

"Kenapa sushi tei rajin buat sertifikasi karena naikkan sales (penjualan)," imbuhnya lagi.

Dia juga mencontohkan bagaimana rantai pasok restoran siap saji seperti KFC. Di Kuala Lumpur, bisa dipastikan 99,99 persen restoran itu sudah melalui sertifikasi halal. Mulai dari rantai pasok ayam hingga sampai ke meja konsumen. Prosesnya sudah diawasi dengan ketat.

"Ini lebih profitable, masyarakat sadar, tak akan makan kalau tak ada sertifikasi halal. Sertifikasi itu membuktikan," ujarnya lagi.

Tak hanya menyoal produk berupa makanan hingga kosmetik, sertifikasi halal dalam sektor pariwisata juga penting dilakukan. Namun sayangnya, banyak yang salah kaprah perihal yang satu ini.

"Yang dihalalkan bukan destinasinya, tapi servisnya. Borobudur tak bisa dihalalkan, tapi kalau servisnya jadi ada musholla, restoran, boleh," tegasnya.

Pelaksanaan wajib sertifikasi halal efektif mulai 17 Oktober 2019. Itu adalah mandat dari UU Nomor 33 Tahun 2014. Semua produk yang beredar di republik ini harus memiliki sertifikat halal yang dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) yang berada di bawah Kementerian Agama. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Supermarket (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham konsumer mulai kembali bangkit pada awal perdagangan sesi I Kamis (22/4/2021) pagi hari ini, jelang perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah.

Walaupun lebaran 2021 masih sekitar 20 hari lagi dan Tunjangan Hari Raya (THR) juga belum banyak dibayarkan oleh perusahaan, namun saham-saham konsumer mulai dilirik oleh investor pada hari ini.

Simak pergerakan saham konsumer pada perdagangan sesi I Kamis (22/4/2021) pukul 09:05 WIB.

Saham konsumer anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan produsen mie Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menjadi yang pertama dalam penguatan saham konsumer pada pagi hari ini.

Saham ICBP terpantau melesat 0,85% ke level Rp 8.875/unit pada perdagangan pukul 09:05 WIB pagi hari ini.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham ICBP pagi ini mencapai Rp 313 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 35 ribu lembar saham. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 324 juta.

Berikutnya di posisi kedua terdapat saham produsen rokok, PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) yang menguat 0,75% ke posisi Rp 1.335/unit pada perdagangan pagi hari ini.

Tercatat nilai transaksi saham HMSP pagi ini telah mencapai Rp 1 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1 juta lembar saham. Investor asing juga tercatat melepas saham HMSP sebanyak Rp 20 juta di pasar reguler.

Sedangkan untuk saham konsumer kebutuhan rumah tangga, yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menguat 0,41% ke Rp 6.125/unit pada awal perdagangan sesi I hari ini.

Nilai transaksi saham UNVR mencapai Rp 3 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 521 ribu lembar saham. Asing pun juga memburu saham UNVR sebanyak Rp 14 miliar di seluruh pasar.

Adapun penguatan paling minor dibukukan oleh saham induk dari ICBP, yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang menguat 0,37% ke Rp 6.800/unit pada perdagangan pagi hari ini. Namun selang 33 menit setelah pasar dibuka, saham INDF melemah 0,37% ke Rp 6.750/unit.

Nilai transaksi saham INDF pun sudah mencapai Rp 2 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 297 ribu lembar saham. Asing juga melego saham INDF sebanyak Rp 1 miliar di pasar reguler.

Bergeliatnya kembali saham raksasa konsumer terjadi jelang lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah. Walaupun masih sekitar 20 hari lagi, namun investor mulai mengoleksi saham-saham konsumer, terutama untuk kebutuhan parcel lebaran.

Selain itu, permintaan kebutuhan makanan dan minuman musiman lebaran juga akan semakin meningkat, sehingga saham-saham konsumer makanan dan minuman seperti INDF, ICBP, UNVR, dan MYOR ikut bergeliat kembali.

Sebelumnya, pada awal April lalu, saham-saham konsumer juga aktif bergeliat seiring memasuki awal bulan Ramadhan 1442 H.

Saham konsumer sendiri sepertinya lebih atraktif jika memasuki periode bulan tertentu, seperti Ramadhan, Lebaran, atau Natal. Namun, jika tidak ada hari raya atau hari biasanya, saham konsumer cenderung kurang bergairah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat IHSG Naik Sepekan, Asing Malah Cabut di 10 Saham Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular