European Super League Kandas, Saham Juventus Rontok 13%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 April 2021 07:10
Paul Pogba (Reuters/Carl Recine)
Paul Pogba, Gelandang Manchester United (Reuters/Carl Recine)

Namun kini semua berubah. Hanya dalam kurun waktu 48 jam, situasi berbalik di mana seluruh klub Inggris menarik diri dari Liga Super.

Dalam wawancara dengan Sky Sport, Chairman Juventus Andrea Agnelli mengaku mustahil menjalankan ESL dengan klub yang tersisa. Oleh karena itu, ESL 'karam' untuk sementara.

"Jujur, ini tidak bisa. Saya tetap meyakini sisi positif dari proyek ini, tetapi harus diakui saya tidak berpikir bisa dijalankan sekarang," katanya.

Saat pengumuman rencana ESL, saham Juventus yang diperdagangkan di bursa Milan meroket 17,85%. Namun kemarin, saat satu per satu klub Inggris mundur, harga saham Si Nyonya Tua ambles 4,23%. Hari ini penurunannya lebih parah lagi yaitu 13,7%.

Sementara saham United, yang diperdagangkan di bursa saham New York, melesat 6,74% saat pengumuman ESL. Kemarin, harga saham Setan Merah ambrol 6,03% gara-gara urung ikut ESL.

Namun hari ini, saham United berhasil rebound dengan kenaikan hampir 2%. Mungkin investor sedang 'nyerok di bawah' karena harga kemarin sudah turun banyak.

Prahara di tubuh United tidak hanya mewujud dalam fluktuasi harga saham. Kegagalan United ikut serta di ESL memakan korban. Edward 'Ed' Woodward, Executive Vice Chairman United, memutuskan mundur pada akhir tahun ini.

"Saya sangat bangga bisa mengabdi kepada United dan sebuah kehormatan bisa bekerja di klub terbaik dunia selama 16 tahun terakhir. Periode 16 bulan ini membawa tantangan yang sangat berbeda. Namun United menjadi salah satu klub paling tahan menghadapi tekanan finansial yang luar biasa," kata Woodward dalam keterangan resmi United.

Meski ESL sudah tutup buku (setidaknya untuk saat ini), para suporter belum puas. Kini target diarahkan kepada para pemilik yang tega mendorong klub ke lembah nista bernama ESL.

Keluarga Glazer (pemilik United), keluarga Kroenke (pemilik Arsenal), dan Fenway Sports Group (pemilik Liverpool) jadi sasaran tembak. Mereka diminta pergi karena dirasa hanya peduli soal uang, bukan sepakbola dan segala tradisi yang melekat di dalamnya.

Dorongan publik, terutama suporter, mungkin bisa membuat ESL mangkrak. Namun, apakah people power ini berhasil mewujudkan #GlazerOut, #KroenkeOut, dan #FSGOut? Kita tunggu saja...

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular