
Kabar Gembira! Ada Sinyal Kuat IHSG Mau Mantul di Sesi II

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merah pada sesi pertama perdagangan hari ini, Rabu (21/4/2021). Pada penutupan perdagangan sesi pertama IHSG terdepresiasi 0,64% ke level 5.999,66 tipis di bawah level psikologis 6.000.
Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 4,1 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 322 miliar di pasar reguler.
Kasus baru corona global yang sempat berada di kisaran 350 ribu kasus baru perhari pada bulan Februari silam, kembali melesat dan saat ini rata-rata 7 hari terakhir bertambah 628 ribu atau kenaikan hampir 2 kali lipat meski vaksinasi massal di seluruh belahan dunia sudah dilancarkan.
Meskipun demikian dari dalam negeri tidak semengerikan kasus global karena kasus Covid-19 Ibu Pertiwi semakin melandai. Dimana pada Februari silam kasus baru harian berada di angka 10 ribu sedangkan rata-rata penambahan kasus baru selama 7 hari terakhir saat ini berada di angka 5,3 ribu saja atau turun hampir setengahnya.
Vaksinasi massal juga terus digulirkan dimana data terakhir sudah ada 10,9 juta masyarakat yang sudah divaksinasi paling tidak sekali, angka ini setara dengan 4,1% populasi. Sedangkan yang sudah 2 kali disuntik vaksin berada di kisaran 6 juta orang atau 2,2% populasi.
Analisis Teknikal
![]() Analisis Teknikal Sesi 2, 21 April 2021/Tri Putra |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.025. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 42 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500