
Grab-Emtek Beking Omni, Waspada buat Siloam-Hermina dkk nih!

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konglomerasi sektor teknologi, media dan kesehatan, yang dikuasai taipan Eddy K. Sariaatmadja, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek kembali mendapat asupan tenaga baru alias investor strategis.
Langkah ini setelah salah satu raksasa penyedia jasa ride-hailing di Asia Tenggara, Grab Holdings Inc, masuk ke Emtek dengan membeli 4,6% saham perusahaan lewat H Holding Inc. Grab memanfaatkan skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement yang digelar Emtek akhir Maret lalu.
Dari total jumlah private placement Rp 9,2 triliun, setidaknya Grab menyuntikkan modal dengan membeli saham baru Emtek senilai Rp 4 triliun.
Masuknya Grab ke Emtek lewat H Holding Inc. sendiri bersamaan dengan suntikan dana dari Naver Corporation, perusahaan asal Korea Selatan, yang bisnis utamanya adalah mesin pencari (search engine) dan layanan aplikasi Line Messenger.
Dengan ini, Grab dan Emtek akan mengembangkan peluang bisnis baru di sektor digital dan media, termasuk di layanan kesehatan. Untuk yang disebut terakhir, seperti diketahui kedua perusahaan tersebut sudah mempunyai 'amunisi'-nya masing-masing.
Sejak akhir 2019, Grab bermitra dengan Good Doctor Technology Indonesia, perusahaan penyedia layanan kesehatan berbasis teknologi, meluncurkan layanan kesehatan digital dalam satu platform yang bernama GrabHealth powered by Good Doctor.
Titi Maria Rusli, Sekretaris Perusahaan Emtek, menjelaskan alasan masuknya Grab, salah satunya ikut serta dalam investasi yang dikembangkan Emtek, termasuk di layanan kesehatan.
Selama beberapa tahun terakhir, kata Titi, Emtek telah mengembangkan bisnis di bidang pelayanan kesehatan dan ekonomi digital. Baru-baru ini Emtek juga telah melaksanakan penambahan modal untuk memperkuat permodalan dalam mengembangkan bisnis terutama di bidang-bidang tersebut.
"Perseroan berencana untuk berinvestasi dalam pertumbuhan di bidang pelayanan kesehatan selama tiga tahun ke depan," katanya, dalam suratnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tentu saja, masuknya Grab ke layanan kesehatan untuk mengimbangi kekuatan sang pesaing, Gojek, yang juga bermitra dengan perusahaan penyedia layanan kesehatan lainnya, Halodoc.
Sementara, Emtek sendiri pada akhir tahun lalu mengumumkan telah mengakuisisi 71,88% saham emiten pengelola rumah sakit Omni Hospitals, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME).
Akuisisi tersebut tentunya bakal memperkuat lini usaha induk stasiun SCTV ini di bidang jasa pelayanan kesehatan melalui anak perusahaan, pengelola rumah sakit PT Elang Medika Corpora (EMC).
Asal tahu saja, EMC, yang didirikan pada 2015, merupakan induk perusahaan dari UNPM (PT Unggul Pratama Medika), Rumah Sakit (RS) EMC Sentul dan RS EMC Tangerang, dengan kapasitas total lebih dari 400 tempat tidur.
Lalu, bagaimana dengan kinerja fundamental Omni, yang disokong konglomerasi Emtek dibandingkan dengan sejumlah emiten rumah sakit pesaingnya?
Dalam tulisan ini, Tim Riset CNBC Indonesia akan membahas secara ringkas lima emiten rumah sakit, termasuk pengelola RS Omni, SAME.
Empat emiten lainnya yakni, pengelola RS Hermina PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), pengelola RS Siloam yang terafiliasi dengan Grup Lippo PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO).
Lalu, pengelola RS Mitra Keluarga PT Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) dan pengelola RS Mayapada milik taipan Dato Sri Tahir PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ).
Dari kelima emiten RS di atas, tiga emiten sudah melaporkan kinerja keuangan per akhir 2020. Tiga emiten tersebut ialah SAME, SILO dan MIKA.
Sementara, sisanya, HEAL dan SRAJ masih menggunakan laporan keuangan kuartal III.
Dari kelima emiten tersebut, tiga emiten yang membukukan laba bersih pada tahun lalu, yakni SILO, MIKA dan HEAL. Sementara, SAME dan SRAJ kembali membukukan rugi bersih.
NEXT: Analisis Kinerja
