Jualan Mobil Ramai, Obligasi Multifinance Bakal Ramai di Q3

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
19 April 2021 18:20
Obligasi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Obligasi (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah stimulus yang digelontorkan pemerintah untuk membangkitkan industri otomotif tanah air dinilai akan berimplikasi positif pada tren penerbitan surat utang perusahaan di sektor multifinance. Pasalnya, pada triwulan pertama, penerbitan obligasi di sektor ini masih cenderung terbatas.

Data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), sampai dengan triwulan pertama, outstanding penerbitan obligasi, sekuritisasi, MTN maupun sukuk mencapai Rp 23,21 triliun.

Sektor industri pembiayaan dan multifinance masih memberikan andil sebesar Rp 2,46 triliun dan Rp 862 miliar. Padahal, dua sektor ini setiap tahunnya selalu langganan di peringkat teratas untuk penerbitan emisi surat utang.

Namun, berdasarkan mandat yang diperoleh Pefindo sampai dengan 15 April 2021, untuk rencana penerbitan surat utang di industri pembiayaan, tercatat sebesar Rp 6,30 triliun dari 3 perusahaan.

Sedangkan, di perusahaan multifinance masih ada mandat penerbitan Rp 5,80 triliun dari 4 perusahaan. Kedua sektor ini memiliki rencana emisi terbesar dari 20 sektor industri lainnya.

Sementara itu, total mandat secara keseluruhan ada 39 perusahaan yang akan menerbitkan surat utang dengan total rencana emisi yang diterbitkan Rp 45,27 triliun.

PefindoFoto: Dok Pefindo
Pefindo

Analis Pefindo, Danan Dito menyampaikan, adanya sejumlah relaksasi perpajakan bagi sektor otomotif akan memberikan ruang bagi perusahaan multifinance untuk lebih meningkatkan pendanaannya. Ia memperkirakan, penerbitan obligasi di sektor multifinance akan lebih banyak di kuartal ketiga tahun ini sejalan denga ekspektasi perbaikan ekonomi domestik.

"Hal yang paling utama, lebih dari sisi perbaikan dari keadaan ekonomi, jadi mungkin akan perlu waktu dari membaiknya ekonomi, sehingga banyak obligasi yang diterbitkan perusahaan multifinance," kata Danan Dito, dalam konferensi pers secara virtual, Senin (19/4/2021).

Seperti diketahui, pemerintah menggelontorkan stimulus untuk menggairahkan sektor otomotif yang sebelumnya sempat tertekan akibat pandemi Covid-19 dengan memberikan kelonggaran diskon pajak 0% atau PPnBM untuk mobil di bawah 1.500 cc mulai 1 Maret 2021.

Alhasil, kebijakan ini berdampak positif pada kenaikan penjualan mobil. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil Maret 2021 berdasarkan wholesales (pabrik ke dealer) melompat naik 72% dibandingkan Februari 2021. Pada Maret terjual 84.910 unit sedangkan Februari 49.202 unit.

Sedangkan secara tahunan ada kenaikan yang juga signifikan, dibandingkan Maret 2020. Ada kenaikan 10% dibandingkan Maret 2020 yang sempat hanya terjual 76.800 unit. Saat kondisi normal sebelum pandemi penjualan Maret 2019 tercatat sempat 90.368 unit.

Relaksasi PPnBM telah dimulai pada 1 Maret khusus untuk mobil-mobil bermesin di bawah 1.500 cc dengan local purchase komponen setidaknya 70%. Pada tahap 1, yakni Maret - Mei 2021, pemerintah memotong kewajiban membayar PPnBM sampai 100%.

Pada tahap 2 (Juni - September 2021) potongan 50%, dan tahap 3 (Oktober - Desember 2021) potongannya 25 persen. Kemudian pemerintah sudah memperluas relaksasi PPnBM untuk mobil-mobil 1.501 - 2.500 cc dengan local purchase minimal 60% mulai 1 April 2021.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pupuk Indonesia Terbitkan Obligasi Rp 2,5 T, Dapat Rating AAA

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular