
Pupuk Indonesia Terbitkan Obligasi Rp 2,5 T, Dapat Rating AAA

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pupuk Indonesia (Persero) mendapatkan peringkat AAA(idn) untuk penerbitan obligasi tahap keduanya senilai Rp 2,5 triliun. Penerbitan surat utang ini merupakan bagian dari program obligasi berkelanjutan senilai total Rp 8 triliun.
Tujuan penerbitan obligasi tersebut adalah untuk pembiayaan kembali (refinancing) obligasi dan utang bank yang akan jatuh tempo di anak usahanya.
Peringkat AAA ini diberikan oleh lembaga pemeringkat Fitch Ratings Indonesia, dimana peringkat ini sama dengan Peringkat Nasional Jangka Panjang perusahaan karena utang tersebut merupakan kewajiban senior tanpa jaminan dari perusahaan.
"Peringkat nasional AAA menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan Fitch pada skala peringkat nasional untuk Indonesia. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau surat utang dengan ekspektasi risiko gagal bayar yang terendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia," tulis Fitch dalam keterangannya, dikutip Senin (8/2/2021).
Faktor yang memengaruhi peringkat ini karena perusahaan dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah sehingga pemerintah memiliki pengaruh yang kuat atas keputusan investasi, strategis dan operasional perusahaan.
Selain itu, perusahaan juga mendapatkan mandat untuk memproduksi dan mendistribusi pupuk bersubsidi hingga harga volume dan marjin keuntungan pupuk bersubsidi ini dikontrol oleh negara.
Fitch memperkirakan free cash flow Pupuk Indonesia akan tertekan sejalan dengan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) yang akan mencapai nilai tertingginya pada 2022 dan 2023 sebesar Rp 10 triliun. Capex ini akan dibiayai oleh pinjaman sehingga akan berdampak pada net debt/EBITDA naik ke atas 3,5x pada tahun tersebut.
"Kami mengestimasi pertumbuhan pendapatan membaik ke 2%-3% di jangka menengah, yang didukung oleh pertumbuhan volume pupuk non-subsidi yang sedang setelah penjualan yang stagnan di 2020 karena pandemi," tulis Fitch.
Volume penjualan tahun ini akan meningkat sejalan dengan alokasi pupuk subsidi tahun ini namun diperkirakan kenaikan ini tidak akan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jualan Mobil Ramai, Obligasi Multifinance Bakal Ramai di Q3
