Kuota Produksi Batu Bara RI Naik, Adaro Revisi Produksi?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
19 April 2021 17:00
Adaro akan Lakukan Limited Review Laporan Keuangan
Foto: Adaro akan Lakukan Limited Review Laporan Keuangan (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk menaikkan target produksi batu bara pada tahun ini sebesar 75 juta ton menjadi 625 juta ton dari rencana awal 550 juta ton.

Keputusan ini artinya membuka ruang bagi produsen batu bara untuk merevisi target dan menaikkan produksinya.

Lantas, bagaimana dengan produksi batu bara dari PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebagai salah satu produsen tambang batu bara terbesar RI? Apakah perusahaan juga akan mengambil kesempatan ini dan menaikkan produksi?

Direktur Keuangan Adaro Lie Luckman mengatakan, hingga saat ini Adaro tetap berpatokan pada rencana produksi tahun ini sekitar 52-54 juta ton. Pihaknya berhati-hati untuk menaikkan produksi karena untuk menjaga harga di pasar.

"Sampai saat ini saya pikir Adaro baru keluarkan guidance produksi 52-54 juta ton. Kita targetken sambil nunggu produksi di market, sambil jaga harga pasar batu bara," tuturnya dalam konferensi pers, Senin (19/04/2021).

Dia berharap, jangan sampai karena pasokan batu bara membanjiri pasar, ini berdampak pada turunnya harga.

"Jangan sampai banjiri pasar yang bikin harga turun. Selalu kita jaga produksi batu bara dan harga," ujarnya.

Sementara itu, produksi batu bara kokas atau coking coal dari Adaro MetCoal Companies (AMC) ditargetkan naik menjadi di kisaran 2,4-2,5 juta ton dari 1,5 juta ton pada 2020.

"Bahwa testing sudah berjalan baik, jadi tahun ini beranikan diri untuk menetapkan dua kali lipat dari tahun lalu 1 juta lebih, jadi 2,5 juta ton," ungkapnya.

Dalam dua sampai tiga tahun mendatang, produksi batu bara kokas ini ditargetkan naik menjadi 3 juta ton per tahun. Namun menurutnya, pihaknya juga harus berhati-hati dalam meningkatkan produksi ini karena berbeda dari tambang yang dioperasikan Adaro selama ini.

"Ini perlukan suatu experience. Mudah-mudahan bisa capai produksi tahap awal 3 juta ton, bahkan lebih. Kita pelajari," imbuhnya.

Seperti diketahui, Adaro mencatatkan total produksi batu bara sepanjang 2020 mencapai 54,53 juta ton, turun 6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, volume penjualan batu bara pada 2020 mencapai 54,14 juta ton, turun 9% secara tahunan. "Nisbah kupas tahun 2020 tercatat 3,84 kali lebih rendah daripada panduan yang ditetapkan sebesar 4,30 kali akibat cuaca yang kurang baik hampir di sepanjang tahun," kata Head of Corporate Communication Adaro Febriati Nadira, Rabu (17/2/2021).

Adapun pasar Asia Tenggara memberikan andil sebesar 49% terhadap penjualan batu bara Adaro, terutama dari Indonesia dan Malaysia. Tak hanya itu, peningkatan juga terjadi seiring adanya permintaan dari Thailand dan Vietnam untuk operasi pembangkit listrik baru.

Sedangkan pasar China dan India, memberikan andil terhadap penjualan sebesar 12% dan 13% di tahun 2020. Portofolio penjualan sepanjang 2020 masih didominasi oleh E4700 dan E4900.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Booming Komoditas, Laba Adaro Meroket 280% Jadi Rp 6 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular