Kapitalisasi Pasar Rp 100 T

Market Cap EMTK Salip HMSP, BCA & BRI Masih Teratas!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
19 April 2021 13:43
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: BCA REUTERS/Willy Kurniawan

IHSG mengawali pekan dengan anjlok sebesar 2% hingga terlempar ke level psikologis 5.900 setelah Direktur Pusat Pengendalian Penyakit China Gao Fu mengakui bahwa efektivitas vaksin besutan Negeri Panda tersebut saat ini masih rendah, dan pihaknya menjajaki metode pencampuran vaksin untuk memperkuatnya.

"Tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi," tutur dia dalam konferensi pers pada Minggu malam waktu setempat, di Chengdu. Dia mengakui pihaknya secara resmi masih menjajaki kemungkinan pengembangan vaksin yang ada dengan metode berbeda, seperti eksperimen mRNA yang banyak digunakan di Negara Barat.

Koreksi masih berlanjut pada Selasa karena sekitar 60% vaksin Covid-19 di Indonesia merupakan pasokan China sehingga memicu kekhawatiran pandemi bakal masih terjadi dan membuat pembatasan sosial terus berjalan.

Meski demikian, sentimen berubah pada Rabu (14/4/2021) dengan reli IHSG sebesar 2,1%, sehingga balik ke level psikologis 6.000. Pemicunya adalah kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) yang tidak lantas dibarengi pengetatan moneter.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Negeri Sam pada Maret dilaporkan tumbuh 2,6% secara tahunan (year-on-year/YoY), dibandingkan dengan posisi Februari yang sebesar 1,7%. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari hasil survei Reuters sebesar 2,5% YoY.

Sementara itu, inflasi inti yang mencerminkan naik-turunnya daya beli masyarakat karena mengecualikan komoditas dengan harga bergejolak (makanan dan energi), tumbuh 1,6% YoY, dari bulan sebelumnya 1,3% YoY. Ini juga lebih tinggi dari prediksi 1,5% YoY.

Namun, pemerintah dan bank sentral AS kompak menyatakan bahwa inflasi AS itu wajar dan bersifat sesaat karena basis Maret 2020 memang rendah akibat pembatasan masyarakat (lockdown). Masyarakat juga mulai membelanjakan dana tunai yang diperoleh dari stimulus.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menyatakan kesediaannya untuk membiarkan inflasi meninggi dalam beberapa waktu tanpa melakukan perubahan kebijakan akomodatif mereka, termasuk dalam hal pembelian aset di pasar dan suku bunga acuan mendekati 0%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular