Harga Saham Aladin Meroket Gila-gilaan, Gimana Sih Dapurnya?

Tri Putra, CNBC Indonesia
16 April 2021 08:09
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Lantas seperti apa sih kinerja BANK dan mengapa sampai bisa kenaikannya se-'gila' itu faktor apakah yang menyebabkan para investor rela bayar mahal untuk menebus bank yang satu ini ?

Jika mengacu pada prospektus perusahaan, laporan keuangan yang digunakan per 31 Juli 2020. Laba operasi Bank Aladin hanyalah sebesar Rp 8,5 miliar dengan laba bersih Rp 77 miliar.

Sedangkan total ekuitas BANK tergolong amat mini di angka Rp 595 miliar dan aset BANK tercatat mencapai Rp 730 miliar. Namun dari total aset sebanyak itu aset berupa pembiayaan layaknya bank umum tidak ada sama sekali.

Aset terbesar BANK adalah investasi pada surat berharga yang nilainya mencapai Rp 630 miliar. Aset-aset lain yang tercatat berupa giro pada bank lain, giro pada Bank Indonesia dan penempatan pada Bank Indonesia serta aset tetap.

Walaupun model bisnisnya yang dijalankan di industri perbankan, BANK tak menyalurkan kredit sama sekali. Wajar saja jika rasio pembiayaan macetnya (Non Performing Financing/NPF) BANK tercatat nol persen. Berdasarkan prospectus, BANK juga sudah tidak menyalurkan pembiayaan sejak tahun 2018.

Dari sini bisa dilihat bahwa BANK seolah-olah melakukan kegiatan bersih-bersih sebelum menjadi perusahaan publik. Dengan tanpa adanya pembiayaan ini maka tak berlebihan jika BANK disebut sebagai 'bank kosong'.

Dengan aset yang ringan ini sebenarnya akan memudahkan BANK untuk bisa ditransformasi model bisnisnya menjadi bank digital secara penuh alias full digital. Nantinya BANK tidak perlu pusing menutup cabang dan memberhentikan pegawai sehingga model bisnis bank digital tanpa kantor cabang lebih mudah digapai.

Selain sentimen bank digital, desas-desus yang beredar di kalangan pelaku pasar menyebutkan bank ini sedang diincar oleh investor strategis. Salah satu investor yang disebut-sebut bakal masuk adalah Grab melalui gerbang pembayaran digitalnya OVO yang dikabarkan sudah menyelipkan karyawan-karyawanya di bank ini.

Memang belum ada kabar resmi terkait pemberitaan yang menghebohkan tersebut. Namun spekulasi yang terjadi di pasar turut menerbangkan harga saham BANK yang dulunya bernama PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 7 April lalu.

Seolah tak mau ketinggalan tren dan potensi pertumbuhan yang pesat apabila bisnis keuangan ini diintegrasikan dengan super-apps Grab serta fintech OVO, banyak investor maupun trader yang rela membeli saham ini dengan valuasi yang tergolong sangat mahal jika menggunakan metode valuasi konvensional.

Bagaimana tidak? Sampai dengan kemarin, saham BANK ditransaksikan di harga 83,53x nilai bukunya (price to book value/PBV) dan 643,6x dari nilai laba bersihnya (price to earning ratio/PER).

(trp/hps)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular