Harga Saham Aladin Meroket Gila-gilaan, Gimana Sih Dapurnya?

Tri Putra, CNBC Indonesia
16 April 2021 08:09
Bursa efek Indonesia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) dalam sepekan terakhir masuk dalam daftar saham dengan kenaikan tertinggi. tersebut. Jika dihitung sejak penawaran perdana alias IPO, harga saham BANK sudah melesat puluhan kali lipat.

BANK yang baru melantai di bursa awal Februari lalu ini harga sahamnya ditawarkan di Rp 103/unit akan tetapi harga sahamnya pada perdagangan kemarin ditutup di level Rp 3.810/unit atau kenaikan 3.699%.

Bank mini yang menggaet PT NH Korindo Sekuritas ini sebagai penjamin emisinya terus melesat berbekal sentimen positif bank digital yang siap menyasar segmen underserved community.

Bersama bank mini lainnya saham BANK berkali-kali menduduki jajaran top gainers di setiap perdagangan pada Februari dan Maret silam. Pergerakan liar harga saham BANK membuat otoritas bursa sampai menato saham ini dengan label unusual market activity (UMA).

Tak sampai di situ karena harganya terus membandel bursa sebagai regulator berberapa kali sampai menggembok perdagangan saham bank ini.

Suspensi pertama dilakukan pada dua pekan setelah listing atau tepatnya pada 17-18 Februari 2021. Suspensi yang kedua dilakukan pada pertengahan Maret yakni pada 16 Maret 2021.

Setelah digembok selama 14 hari perdagangan, saham BANK bukannya ambles malah lanjut menguat. Hal ini jelas berbeda dengan saham bank mini lain yang gantian didera auto reject bawah (ARB) berjilid-jilid.

Hingga penutupan perdagangan kemarin (15/4/2021), nilai kapitalisasi bank dengan aset sebesar Rp 715,6 miliar ini tembus Rp 49,8 triliun.

Fantastisnya lagi nilai kapitalisasi pasar BANK bisa mengungguli bank-bank lain di kelas BUKU III dan BUKU IV seperti PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Lantas seperti apa sih kinerja BANK dan mengapa sampai bisa kenaikannya se-'gila' itu faktor apakah yang menyebabkan para investor rela bayar mahal untuk menebus bank yang satu ini ?

Jika mengacu pada prospektus perusahaan, laporan keuangan yang digunakan per 31 Juli 2020. Laba operasi Bank Aladin hanyalah sebesar Rp 8,5 miliar dengan laba bersih Rp 77 miliar.

Sedangkan total ekuitas BANK tergolong amat mini di angka Rp 595 miliar dan aset BANK tercatat mencapai Rp 730 miliar. Namun dari total aset sebanyak itu aset berupa pembiayaan layaknya bank umum tidak ada sama sekali.

Aset terbesar BANK adalah investasi pada surat berharga yang nilainya mencapai Rp 630 miliar. Aset-aset lain yang tercatat berupa giro pada bank lain, giro pada Bank Indonesia dan penempatan pada Bank Indonesia serta aset tetap.

Walaupun model bisnisnya yang dijalankan di industri perbankan, BANK tak menyalurkan kredit sama sekali. Wajar saja jika rasio pembiayaan macetnya (Non Performing Financing/NPF) BANK tercatat nol persen. Berdasarkan prospectus, BANK juga sudah tidak menyalurkan pembiayaan sejak tahun 2018.

Dari sini bisa dilihat bahwa BANK seolah-olah melakukan kegiatan bersih-bersih sebelum menjadi perusahaan publik. Dengan tanpa adanya pembiayaan ini maka tak berlebihan jika BANK disebut sebagai 'bank kosong'.

Dengan aset yang ringan ini sebenarnya akan memudahkan BANK untuk bisa ditransformasi model bisnisnya menjadi bank digital secara penuh alias full digital. Nantinya BANK tidak perlu pusing menutup cabang dan memberhentikan pegawai sehingga model bisnis bank digital tanpa kantor cabang lebih mudah digapai.

Selain sentimen bank digital, desas-desus yang beredar di kalangan pelaku pasar menyebutkan bank ini sedang diincar oleh investor strategis. Salah satu investor yang disebut-sebut bakal masuk adalah Grab melalui gerbang pembayaran digitalnya OVO yang dikabarkan sudah menyelipkan karyawan-karyawanya di bank ini.

Memang belum ada kabar resmi terkait pemberitaan yang menghebohkan tersebut. Namun spekulasi yang terjadi di pasar turut menerbangkan harga saham BANK yang dulunya bernama PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 7 April lalu.

Seolah tak mau ketinggalan tren dan potensi pertumbuhan yang pesat apabila bisnis keuangan ini diintegrasikan dengan super-apps Grab serta fintech OVO, banyak investor maupun trader yang rela membeli saham ini dengan valuasi yang tergolong sangat mahal jika menggunakan metode valuasi konvensional.

Bagaimana tidak? Sampai dengan kemarin, saham BANK ditransaksikan di harga 83,53x nilai bukunya (price to book value/PBV) dan 643,6x dari nilai laba bersihnya (price to earning ratio/PER).


(trp/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Pesan Terakhir Bos KB Bukopin Sebelum Mengundurkan Diri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular