Lepas Dari Resesi, Dolar Singapura di Level Tertinggi 1 Tahun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 April 2021 11:59
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menyentuh level tertinggi dalam satu tahun terakhir melawan rupiah pagi ini. Singapura yang sudah resmi lepas dari resesi membuat dolarnya melesat dan membukukan 5 hari beruntun hingga Rabu kemarin.

Melansir data Refinitiv, dolar Singapura menguat 0,13% ke Rp 10.939,61/SG$ di pasar spot. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 17 April 2020 lalu. Dalam 5 hari terakhir, total penguatan dolar Singapura sebesar 1,17%.

Data dari Singapura kemarin menunjukkan produk domestik bruto (PDB) kuartal I-2021 tumbuh 0,2% year-on-year (YoY), setelah mengalami kontraksi sepanjang tahun lalu.
Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi 2 kuartal beruntun secara tahunan (year-on-year/YoY).

Artinya, Singapura kini sudah sah lepas dari resesi. Sementara jika dilihat secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ), PDB Singapura tumbuh 2%, dan sudah dalam tren positif dalam 3 kuartal beruntun.

Rilis PDB tersebut, sesuai dengan proyeksi bank ING.

ING sebelumnya merevisi proyeksi PDB periode Januari-Maret menjadi tumbuh 0,2%, dari proyeksi sebelumnya kontraksi 2,7%. Sementara sepanjang tahun 2021, ING memprediksi PDB Singapura akan tumbuh 5,2%.

Data tersebut membuat dolar Singapura menguat tajam kemarin, dan masih berlanjut pagi ini. Tetapi, pada tengah hari, mata uang Negeri Merlion ini berbalik melemah 0,1% ke Rp 10.914,26/SG$. Selain karena aksi ambil untung (profit taking), data dari Indonesia juga membuat rupiah mendapat tenaga untuk menguat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data perdagangan internasional Indonesia periode Maret 2021. Hasilnya jauh lebih baik dari ekspektasi pasar.

BPS melaporkan nilai ekspor Indonesia bulan lalu adalah US$ 18,35 miliar. Naik 30,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sementara dibandingkan dengan Februari 2021 (month-to-month/mtm), nilai ekspor Indonesia tumbuh 20,31%.

Sementara impor pada Maret 2021 adalah US$ 16,79 miliar. Tumbuh 25,73% yoy, dan 26,55% mtm.

Dengan demikian, neraca perdagangan periode Maret 2021 mencatatkan surplus US$ 1,56 miliar.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 12,085% yoy. Sementara impor diproyeksi naik 6,925% yoy sehingga neraca perdagangan bakal surplus US$ 1,6 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular