Wow! PTPN Restrukturisasi Utang Jumbo, Nilainya Rp 45 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
15 April 2021 12:30
Hari yang cerah para petani mulai bekerja memetik daun teh di kawasan Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat. Teh merupakan satu dari 15 komoditas utama dan unggulan perkebunan Indonesia.



Jawa Barat merupakan produsen teh terbesar di Indonesia. Sekitar 70% produksi teh nasional berasal dari provinsi ini.


Jawa Barat menjadi lokasi pengembangan perkebunan teh karena daerahnya yang subur, udaranya sejuk, dan topografinya yang bergunung-gunung yang sangat cocok untuk tanaman teh.



Kebun teh dikawasan ini tak hanya dikelola badan usahan namun terdapat juga kebun teh rakyat. Kebun teh rakyat merupakan budidaya yang diusahakan secara mandiri oleh masyarakat tanpa berbentuk badan usaha. 


Setiap pagi para petani sudah sibuk beraktivitas untuk memetik dan dikumpulkan di wadah yang  dipikul sambil menggunting daun-daun teh terbaik di perkebunan tersebut.


Menurut mereka dalam sehari mereka dapat memetik sebanyak 1 kwintal dari perkebunan teh rakyat ini dan dibawa ke pabrik untuk diolah



Disela sela aktivitas memetiknya, para petani tersebut berkumpul untuk beristirahat diselingi canda gurau untuk menghilangkan letihnya.


Produksi teh dalam negeri beberapa tahun terakhir cenderung melandai karena penyusutan areal perkebunan. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi daun teh kering dalam negeri bergerak fluktuatif dalam 5 tahun terakhir. Produksi tertinggi daun teh kering sebanyak 154.369 ton yang terjadi pada 2014.

Dalam kurun 18 tahun terakhir, jumlah ekspor teh berkurang lebih dari separuh. Dari 105.581 ton pada 2000 menjadi 49.038 ton pada 2018.



Peringkat Indonesia sebagai negara pengekspor teh turun cukup banyak dari urutan ke-5 di dunia pada 2004 menjadi peringkat ke-12 pada 2018.

(CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Perkebunan teh di Kawasan Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebutkan holding perusahaan perkebunan BUMN, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) tengah dalam proses melakukan restrukturisasi utang yang nilainya fantastis. Nilai utang yang direstrukturisasi ini nilai mencapai Rp 45 triliun.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan restrukturisasi tersebut saat ini tengah dalam proses. Bahkan prosesnya hampir mencapai 100%.

"Sudah proses kan. [Restrukturisasinya sudah mencapai] 87,65%," kata Arya kepada CNBC Indonesia, Kamis (15/4/2021).

CNBC Indonesia telah berupaya meminta keterangan dari PTPN III terkait dengan restrukturisasi tersebut, namun masih belum mendapatkan penjelasan mengenai perkembangan restrukturisasi ini dari perusahaan.

Beberapa bulan lalu, PTPN melakukan penandatanganan Master Amendment Agreement (MAA) tentang restrukturisasi kredit PTPN III dengan nilai restrukturisasi mencapai Rp 28,7 triliun.

Restrukturisasi ini dilakukan dengan sejumlah kreditor, antara lain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan Indonesia Eximbank.

Keenam kreditor tersebut merepresentasikan 68% dari total exposure kredit ke PTPN Group yang sebesar Rp 45,3 triliun.

Rinciannya:

  • PT Bank Mandiri Tbk: ± sebesar Rp 12,3 triliun (30%),
  • PT Bank Negara Indonesia Tbk  ± Rp 6,2 triliun (15%), BRI ± Rp 6,1 triliun (14%),
  • Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI): ± Rp 2,6 triliun (6%), Bank BCA ± Rp 1,1 triliun (3%), serta
  • PT BRI Agroniaga Tbk : ± Rp 433 miliar (1%) dengan nilai total Rp 28,73 triliun.

(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Restrukturisasi Utang Rp 45 T, Ini Titah Erick Thohir ke PTPN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular