
PTPN Segera Melantai di Bursa Efek, Ini Kabar Terbarunya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membeberkan kabar terbaru dari rencana Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham perdana PT Perkebunan Nusantara (PTPN) melalui sub holding Palm Co.
Eks Wakil Menteri BUMN II, Pahala Nugraha Mansury mengatakan bahwa pembentukan gabungan perusahaan yang menjadi sub holding PTPN yakni Palm Co yang terdiri dari PTPN IV, PTPN V, PTPN VI dan PTPN XIII, bisa menjadi awalan baik untuk mendapatkan dana melalui IPO di Bursa Efek Indonesia.
"Nah ini memang merupakan start, ini merupakan kesempatan yang baik untuk meperoleh dana IPO di PTPN dengan pembentukan dan penggabungan perusahaan yang terintegrasi, yang saat ini integrasi di perusahaan gula yang produksi gula saat ini," jelas Pahala kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Senin (17/7/2023).
Lebih lanjut, Pahala mengatakan bahwa nantinya dana yang diperoleh melalui IPO akan digunakan untuk pengembangan produk turunan sawit. Di samping itu, dilakukan pula replanting atau mempertahankan produksi kelapa sawit dari danan hasil IPO yang akan dilakukan.
Adapun, Pahala berharap IPO bisa segera dilakukan dalam kurun waktu tahun 2023 ini.
"Sumber dana yang kita butuhkan untuk pengembangan produksi turunan sambil replanting adalah melalui IPO yang kita harap kita lakukan di tahun ini," tandasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengungkapkan, hal ini diyakini juga akan berlanjut setelah beberapa PTPN tersebut bergabung ke dalam Sub Holding PalmCo.
Ia mengatakan kinerja operasional yang meningkat tersebut menyangkut indikator utama seperti produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, produktivitas TBS, produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan rendemen CPO.
PalmCo akan dibentuk dari perusahaan yang telah menunjukkan tren kenaikan produksi dalam beberapa tahun terakhir. Tentu kedepannya, dengan PalmCo yang semakin fokus pada komoditas utama, maka tujuan kita berperan dalam food security melalui pemenuhan pasokan Minyak Goreng dalam negeri, insya Allah dapat terwujud," ujarnya dalam keterangan tertulis, di Jakarta, dikutip Jumat (7/7).
Ia merincikan, data perusahaan menunjukkan, untuk PTPN IV yang akan menjadi induk merger, kinerja positif terlihat dari Produksi TBS tahun 2020 sebanyak 2.572,59 juta ton, naik menjadi 2.756,47 juta ton pada tahun 2021 dan mencapai 2.650,91 juta tahun 2022.
Hal ini berbanding lurus dengan Produktivitas TBS yang juga meningkat dari 21.424 ton/ha pada tahun 2020, naik menjadi 23.004 ton/ha tahun 2021 dan meningkat lagi ke posisi 23.020 ton/ha pada tahun 2023.
Tren positif ini juga terlihat dari kinerja salah satu perusahaan pembentuk PalmCo di Riau, PTPN V, dimana Produktivitas TBS yang mencapai 23,88 ton/ha tahun 2022, naik menjadi 24,02 ton/ha tahun 2021 dan 24,05 ton/ha tahun 2022.
Sementara untuk Produksi CPO, dari posisi 544,02 ribu ton di tahun 2020, naik menjadi 574,8 ribu ton di tahun 2021 dan naik lagi menjadi 578,91 ribu ton pada tahun 2022 dengan Rendemen CPO berturut-turut 21,39% di 2020, menjadi 21,55% di 2021, dan 21,89% di 2022.
Kinerja lapangan komoditas kelapa sawit yang mumpuni juga ditunjukkan oleh PTPN III Operasional Medan dimana produksi TBS tahun 2020 sebanyak 2,41 juta ton, naik menjadi 2,51 juta ton pada tahun 2021 dan meningkat lagi ke posisi 2,58 juta ton tahun 2022.
Untuk Produktivitas TBS, dari 24 ton/ha pada tahun 2020, naik menjadi 24,73 ton/ha tahun 2021 dan menembus 25,4 ton/ha tahun 2023.
Sedangkan CPO yang diproduksi posisi 579.729 ton di tahun 2020, naik menjadi 607.451 ton di tahun 2021 dan naik lagi mencapai 623.748 di tahun 2022.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PalmCo IPO Kuartal IV, Jadi Perusahaan Sawit Terbesar Dunia