
Wamen Pahala Beberkan BUMN yang Siap Ditawarkan ke SWF

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mempersiapkan sejumlah perusahaan pelat merah dari lintas sektor dikerjasamakan dengan Indonesia Investment Authority (INA) atau Sovereign Wealth Fund (SWF). INA akan menjadi investor menggunakan opsi langsung maupun lewat penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan kemitraan dengan INA ini masih akan memakan waktu satu hingga dua tahun ke depan. Saat ini kementerian masih dalam tahap pembicaraan dengan pihak INA.
"Tapi ga tahun ini bisa 1-2 tahun ketika sudah bermitra dengan INA, investasi itu nantinya bisa direalisasikan di pasar modal pada saat tersebut sudah jauh lebih optimal lagi," kata Pahala dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Rabu (14/4/2021).
Dia menjabarkan beberapa sektor yang dinilai akan ditawarkan kepada INA, mulai dari sektor energi terutama di bidang panas bumi (geothermal). Meski perusahaan tersebut, yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang sedang disiapkan untuk melakukan IPO di tahun ini.
"Jadi ada berapa yang sedang dilihat, termasuk di sektor energi tentunya ada di bidang energi panas bumi. Kita liat selain IPO apa INA bisa tertarik jadi investor saat kita tawarkan saham perusahaan geothermal tadi, jadi masuk bersama pada IPO," jelasnya.
Selanjutnya adalah sektor infrastruktur dan pengembangan kawasan industri, salah satunya adalah kepada anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC). Pengembangan anak usaha ini nantinya diharapkan bisa menjadi bagian dari upaya induk usahanya melakukan restrukturisasi kredit beberapa waktu lalu.
Sektor lainnya yang juga dinilai memiliki potensi kerja sama dengan INA adalah sektor kesehatan di bidang farmasi dan rumah sakit. Dengan adanya pandemi, sektor ini dinilai memiliki kebutuhan pengembangan ke depannya.
Selanjutnya adalah sektor marine logistic yang saat ini dinilai tinggi, meski saat ini mobilitas masyarakat masih terganggu dengan adanya pandemi namun kebutuhan di sektor ini dinilai akan semakin tinggi ke depannya.
Terakhir adalah sektor infrastruktur transportasi seperti jalan tol, bandara dan pelabuhan laut. Pahala menjelaskan bahwa kebutuhannya saat ini adalah melakukan daur ulang aset, artinya mendivestasikan tol yang sudah beroperasional kemudian dilepas untuk bisa diinvestasikan kembali ke proyek baru.
"... Untuk bisa mendukung mobilitas masyarakat pasca pandemi bisa kembali dan kebutuhan pengembangan bandara dan pelabuhan. Ini salah satu opsi berbicara dengan INA pengembangan infrastruktur tersebut," jelasnya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Dia! Erick Thohir Keluarkan Aturan Jual Aset BUMN ke SWF