IHSG Merah, Rupiah Lemah, Halo Indonesia Salah Apa Sih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 April 2021 16:13
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Ingat konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari separuh 'kue' perekonomian nasional. Kalau kontributor terbesarnya masih bermasalah, maka perekonomian Indonesia secara keseluruhan akan ikut merasakan.

Nah, pertumbuhan ekonomi yang masih relatif lemah ini akan membuat kemampuan Indonesia untuk membayar utang menjadi tergerus, terutama di sisi pemerintah. Sebab, ekonomi yang masih lesu tentu akan membuat penerimaan pajak ikut-ikutan lesu. Ada kekhawatiran pemerintah akan kerepotan membayar utang yang membengkak karena kebutuhan stimulus fiskal untuk mengatasi dampak pandemi.

"Fiskal yang berkelanjutan (sustainable) akan ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga yang moderat, serta bagaimana mengelola eksposur mata uang," sebut riset Citi

Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Citi menilai permintaan terhadap aset-aset di pasar keuangan Indonesia sepertinya masih akan lemah. Di pasar Surat Berharga negara (SBN), khususnya, penawaran yang masuk kemungkinan tetap rendah untuk beberapa waktu ke depan.

"Kami memperkirakan minat yang rendah dalam lelang masih akan bertahan sehingga kami menempatkan obligasi pemerintah di posisi underweight. Kami memperkirakan yield SBN tenor 10 tahun bisa naik melebihi 7% dalam beberapa pekan ke depan," lanjut riset Citi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular