
Restoran Boleh Buka Sampai 22.30, Saham Restoran Malah Ambles

Tidak bertenaganya saham-saham restoran dan makanan cepat saji, beriringan dengan belum membaiknya penjualan ritel tanah air.
Berdasarkan informasi di website resmi pada Senin (12/4), Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari 2020 sebesar 117,1. Turun 2,7% secara bulanan (month-to-month/mtm) dan anjlok 18,1% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Secara bulanan, pencapaian Februari 2021 lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yang terkontraksi 4,3% mtm. Namun secara tahunan, kontraksinya lebih dalam karena Januari 2021 pertumbuhannya adalah -16,4% yoy.
Adapun kontraksi sektor Makanan, Minuman & tembakau turun, dari -3,6% pada Januari 2021, menjadi -2,4% pada Februari 2021.
Secara yoy, pada Maret 2021 penjualan ritel diprediksi masih terkontraksi sebesar -17,1% yoy.
Namun, pada Maret 2021, BI memperkirakan penjualan ritel sudah tumbuh positif 2,9% mtm. Untuk sektor makanan, minuman & tembakau diprediksi tumbuh 3,2% mtm.
Jika terwujud, maka akan menjadi pertumbuhan positif pertama sejak Desember 2020.
Tentu, ini akan menjadi katalis positif untuk emiten sektor barang konsumsi, termasuk emiten-emiten restoran dan makanan cepat saji.
TIM CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]