Dolarnya KO Lawan Rupiah, Singapura Batal Lepas dari Resesi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 April 2021 12:53
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura menguat 3 hari beruntun melawan rupiah Senin kemarin, tapi hingga pertengahan perdagangan hari ini, Selasa (13/4/2021) malah tertahan di zona merah.

Padahal rupiah masih melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS). Pelaku pasar menanti rilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal I-2021 yang akan menunjukkan apakah Singapura sudah lepas dari resesi atau belum.

Pada pukul 11:14 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.872,8, dolar Singapura melemah tipis 0,04% di pasar spot. Dalam 3 hari terakhir, Mata Uang Negeri Merlion ini membukukan penguatan 0,72% dan mencapai level tertinggi 6 bulan.

Data PDB akan dirilis pada Rabu besok, muncul ekspektasi Singapura mampu lepas dari resesi. Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika PDB mengalami kontraksi 2 kuartal beruntun secara tahunan (year-on-year/YoY).

Hingga kuartal IV-2020 lalu, PDB Singapura sudah mengalami kontraksi selama 4 kuartal beruntun secara tahunan. Sementara jika dilihat secara kuartalan, PDB Singapura sudah positif sejak kuartal III-2020.

Tingkat ekspor yang mengalami kenaikan dalam 4 bulan beruntun membuat pelaku pasar melihat PDB akan tumbuh positif secara tahunan di 3 bulan pertama tahun ini.
Data dari Pemerintah Singapura menunjukkan ekspor non-minyak naik 8,2% month-to-month (MtM), dan sudah naik dalam empat bulan beruntun.

Sementara jika dibandingkan dengan Februari 2020, ekspor non-minyak naik 4,2%, dan sudah naik dalam 3 bulan beruntun.

Singapura merupakan negara yang mengandalkan ekspor guna memutar roda perekonomiannya. Pada 2019, rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura adalah 104,91%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia. Artinya, ketika ekspornya mulai pulih, maka pertumbuhan ekonomi juga akan bangkit.

Bank ING menyebut data ekspor mengkonfirmasi perekonomian Singapura mengawali tahun 2021 dengan cukup kuat, dan PDB akan tumbuh positif di kuartal I. ING merevisi proyeksi PDB periode Januari-Maret menjadi tumbuh 0,2%, dari proyeksi sebelumnya kontraksi 2,7%.

Sementara sepanjang tahun 2021, ING memprediksi PDB Singapura akan tumbuh 5,2%.

Meski demikian, konsensus yang dihimpun Trading Economics menunjukkan jika PDB Singapura masih akan berkontraksi 0,2% di kuartal I.

Lepas atau tidaknya Singapura dari resesi akan terjawab besok, yang akan mempengaruhi nilai tukar dolarnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular