
Stochastic Bearish Divergence Bisa Bantu Rupiah Menguat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali merosot melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin kemarin, hingga melewati Rp 14.600/US$. Pada perdagangan hari ini, Selasa (13/4/2021) tekanan bagi rupiah masih besar, tetapi bukan berarti tidak memiliki potensi penguatan.
Rupiah kemarin sempat melemah hingga 0,41% ke Rp 14.620/US$, sebelum mengakhiri perdagangan di Rp 14.590/US$ melemah 0,21% di pasar spot.
Dari dalam negeri data menunjukkan penjualan ritel di Indonesia masih mengalami kontraksi pada Februari 2021, baik secara bulanan (month-to-month/MtM) dan tahunan (year-on-year/YoY). Rupiah makin terpukul.
Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Februari 2021 sebesar 177,1. Terjadi kontraksi atau pertumbuhan negatif 2,7% MtM. Secara YoY, kontraksinya mencapai 18,1%.
Sementara itu dari eksternal, indeks dolar AS yang kemarin bangkit setelah merosot merosot nyaris 1% pada pekan lalu ternyata berbalik melemah tipis 0,03%. Hal tersebut menjadi indikasi keperkasaan dolar AS perlahan mulai meredup, yang bisa menjadi peluang bagi rupiah untuk menguat.
Secara teknikal, tekanan bagi rupiah yang disimbolkan USD/IDR cukup besar setelah berada di atas Rp 14.500/US$.
Rupiah berada di atas rerata pergerakan (moving average) MA 200 hari, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga tekanan menjadi semakin besar.
Namun, munculnya stochastic bearish divergence membuka ruang penguatan rupiah. Stochastic dikatakan mengalami bearish divergence ketika grafiknya menurun, tetapi harga suatu aset masih menanjak.
![]() Foto: Refinitiv |
Munculnya stochastic bearish divergence kerap dijadikan sinyal penurunan suatu aset, dalam hal ini USD/IDR bergerak turun, atau rupiah akan menguat.
Rupiah kini berada di area resisten Rp 14.590 hingga Rp 14.610/US$, selama tertahan di bawanya ada peluang untuk menguat ke 14.560/US$. Jika level tersebut dilewati, maka rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.520/US$.
Sebaliknya, jika resisten ditembus, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.660/US$, sebelum menuju Rp 14.700/US$
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'
