
Cek 9 Informasi Penting Ini, Panduan Buat Transaksi Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Sederet peristiwa terjadi pada emiten sepanjang perdagangan kemarin, Senin (12/4/2021). Beberapa emiten melaporkanrencana bisnis perusahaan hingga kinerja perusahaan yang terpaksa harus terganggu di tahun lalu.
Untuk itu CNBC Indonesia telah merangkum sembilan peristiwa untuk menjadi bahan pertimbangan sebelumnya perdagangan Selasa (13/4/2021) dibuka.
1. Wah! Bank Mandiri Rilis Euro MTN Rp 11 T di Singapura
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengumumkan rencana penerbitan obligasi dalam denominasi dollar melalui program Euro Medium Term Note (EMTN).
Seperti diketahui, BMRI telah menerbitkan EMTN tahap pertama sebesar US$ 750 juta atau setara Rp 11 triliun (kurs Rp 14.500/US$) pada 11 April 2019 lalu. Selanjutnya, penerbitan kedua sebesar US$ 500 juta atau setara Rp 7,3 triliun yang diselesaikan pada tanggal 13 Mei 2020.
Dalam program EMTN ini, total rencana penerbitan sebesar US$ 2 miliar atau Rp 29 triliun sehingga tersisa penerbitan US$ 750 juta.
2. INDY Patok Kontribusi Pendapatan Non Batu Bara 50% di 2025
Emiten tambang batu bara Grup Indika, PT Indika Energy Tbk (INDY), menargetkan kontribusi pendapatan dari sektor non batu bara mencapai sebesar 50% pada 2025 mendatang.
Presiden Direktur Indika Energy Arsjad Rasjid mengatakan, target tersebut merupakan komitmen awal dari perusahaan.
"Pendapatan kami ke depan di 2025 menjadi 50% akan datang dari non batu bara," ungkap Arsjad dalam sebuah webinar, Senin (12/04/2021).
3. 32 Emiten Ekuitas Negatif 'Ditato' BEI, AirAsia-Bakrie Masuk!
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan sebanyak 59 perusahaan tercatat yang mendapat notasi khusus atau 'tato' sampai dengan 9 April 2021 di belakang ticker atau kode saham emiten tersebut.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 32 perusahaan masuk dalam kategori emiten dengan ekuitas negatif atau dengan kode E.
Beberapa perusahaan yang masuk dalam daftar perusahaan dengan ekuitas negatif antara lain, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Mahaka Media Tbk (ABBA) dan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP).
4. Muamalat & 5 Emiten Ini Harus Listing di BEI, Ini Daftarnya!
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan aturan yang mewajibkan perusahaan terbuka untuk mencatatkan sahamnya atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) paling lambat Februari 2023 atau 2 tahun sejak aturan tersebut dirilis.
Hal ini tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 3/POJK.04/2021 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. Aturan ni disampaikan oleh Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal 1 OJK Djustini Septiana.
Dalam Pasal 63 POJK tersebut disebutkan bahwa perusahaan yang melakukan penawaran umum bersifat ekuitas wajib untuk mencatatkan sahamnya di BEI dan mendaftarkan efek ekuitasnya di penitipan kolektif di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
5. Waduh! Laba Emiten Diler Motor Grup Sandiaga Uno Anjlok 73%
Emiten distributor kendaraan bermotor, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Saratoga Investama Tbk (SRTG), baru saja menyampaikan laporan keuangan mereka sepanjang 2020.
Perusahaan penyedia produk dan layanan otomotif ini mencatatkan penurunan laba bersih 72,68%, turun dari Rp 433,06 miliar tahun 2019 menjadi Rp 118,33 miliar tahun lalu.
Laba per saham turun 73,27% menjadi Rp 27 dari semula Rp 101 berdasarkan kinerja tahun 2019.
6. Cicil Lagi Rp 100 M, BUMI Telah Bayar Utang Hampir Rp 5 T
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melakukan pembayaran ke-13 untuk bunga pinjaman Tranche A senilai US$ 6,9 juta atau Rp 100,94 miliar (asumsi kurs Rp 14.629) pada 12 April 2021. Dengan begitu total pembayaran yang telah dilakukan emiten batu bara ini senilai US$ 341,7 juta secara tunai atau hampir Rp 5 triliun.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava mengatakan BUMI telah melakukan pembatasan atas pokok Tranche A sebesar US$ 195,8 juta dan bunga sebesar US$ 145,9 juta termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar.
"Pembayaran berikutnya atas Tranche A akan jatuh tempo pada Juli 2021. Kupon PIK dari 11 April 2018 hingga 12 April 2021 atas Tranche B dan C juga sudah mulai dikapitalisasi," kata Dileep dalam siaran resminya, Senin (12/04/2021).
7. Kacau! Laba Bersih PWON di 2020 Ambruk 66% Jadi Rp 930 M
Emiten milik salah satu crazy rich Indonesia, Alexande Tedja, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), perusahaan pengembang perumahan asal Surabaya baru saja menyampaikan laporan keuangan konsolidasi mereka sepanjang 2020.
Berdasarkan laporan tersebut, sepanjang 2020 Pakuwon Jati mengalami penurunan pendapatan sebesar 44,78% dari tahun 2019 sebesar Rp 7,20 triliun menjadi hanya Rp 3,97 triliun tahun lalu.
Beban pokok penjualan perusahaan ikut turun 35,24% menjadi Rp 2,03 triliun dari sebelumnya Rp 3,14 triliun.
8. BEI 'Gembok' Saham Matahari & Pengelola Blok M, Ada Apa?
Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi atau menghentikan sementara perdagangan saham dua emiten mulai Senin ini (12/4/2021). Keduanya yakni PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA), emiten pengelola Hypermart dari Grup Lippo, dan emiten properti pengelola Mal Blok M, PT Indonesia Prima Property Tbk. (OMRE).
Suspensi itu dilakukan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham MPPA, sehingga dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham MPPA pada perdagangan 12 April 2021.
9. Emiten Sawit TP Rachmat Resmi Melantai di BEI, Saham Naik 35%
Perusahaan perkebunan kelapa sawit milik Grup Triputra, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (12/4/2021).
Perseroan melepas sebanyak 866,20 juta saham baru atau sebanyak 4,36% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum,dengan harga pelaksanaan Rp 200 per saham. Dengan demikian, dari IPO ini, perseroan meraih dana sebesar Rp 173,24 miliar.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak 6 Kabar Pasar Sebelum Mulai Transaksi Saham Hari Ini
