Sadis! Asing Obral Saham, IHSG Langsung Ambles Saat Pembukaan

Putra, CNBC Indonesia
12 April 2021 09:14
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka galau pada perdagangan pagi ini. Dibuka hijau 0,17% ke level 6.080,79. Selang 10 menit perdagangan sesi pertama IHSG malah balik terdepresiasi tipis 0,43% ke level 6.044,10 pada perdagangan Senin (12/4/21).

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 1,09 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 53,45 miliar di pasar reguler.

Asing melakukan pembelian di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 7 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 1,5 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang dilego Rp 15 miliar dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang dijual Rp 13 miliar.

Kementerian Keuangan optimis perekonomian Indonesia akan tumbuh signifikan di kuartal II-2021. Pertumbuhan bahkan mencapai 8% setelah tahun lalu terkontraksi -5,32%.

Kepala Pusat Kebijakan Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Hidayat Amir mengatakan, pertumbuhan tinggi ini sejalan dengan akselerasi perbaikan perekonomian yang semakin terlihat pada kuartal II mendatang.

"Kuartal II kami yakin pemulihan bisa diakselerasi ke pertumbuhan 7% - 8%," ujarnya dalam webinar virtual Kemenkeu, Kamis (8/4/2021).

Dengan perbaikan ini, maka ia melihat bahwa target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan Pemerintah sekitar 4,3%-5,3% sangat realistis untuk bisa tercapai.

Selain itu dari dalam negeri hari ini akan dirilis data penjualan ritel Indonesia bulan Februari yang bisa menunjukkan seberapa cepat roda bisnis mulai berputar kembali.

Hingga bulan Januari, penjualan ritel sudah negatif selama 14 bulan beruntun, secara year-on-year (YoY). Pada bulan Februari lalu penjualan ritel anjlok 16,4%.

Bank Indonesia (BI) memprediksi penjualan ritel Indonesia masih akan mengalami kontraksi di bulan Februari, bahkan sedikit lebih parah, 16,5%.

"Penjualan eceran sejumlah komoditas seperti Sandang, Barang Budaya dan Rekreasi, Suku Cadang dan Aksesori, serta Peralatan Informasi dan Komunikasi terindikasi membaik, meski masih kontraksi," tulis keterangan BI pada Maret lalu.

Kontraksi penjualan ritel Indonesia tentunya bisa memberikan sentimen negatif bagi pasar keuangan dalam negeri.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular