
Terangkum 7 Kabar Penting, untuk Panduan Cari Cuan Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan jual investor asing mendorong bursa saham domestik terkoreksi pada perdagangan akhir pekan kemarin, Jumat (9/4/2021). IHSG berakhir di zona merah dengan pelemahan 0,02% ke level 6.070,20 poin.
Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi mencapai Rp 11,01 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,18 juta kali. Pelaku pasar asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 32,99 miliar. Namun demikian, sejak awal tahun ini, investor asing masih melakukan pembelian bersih Rp 8,85 triliun.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi di awal pekan sebelum awal puasa ini, Senin (12/4/2021):
1. PGN Rugi Rp 3,81 T di 2020, Ini Dia Penyebabnya
Emiten yang juga merupakan Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), mencatatkan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 264,77 juta atau merugi Rp 3,81 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$) sepanjang 2020.
Perolehan tersebut berbanding terbalik dari capaian pada 2019 yang mencatatkan keuntungan sebesar US$ 67,58 juta atau sekitar Rp 973 miliar. Hal ini menyebabkan nilai rugi per saham dasar perseroan pada 31 Desember 2020 sebesar minus US$ 0,011 dari tahun sebelumnya laba US$ 0,003.
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan PGN, sepanjang 2020, perseroan membukukan pendapatan sebesar US$ 2,88 miliar dari tahun sebelumnya US$ 3,84 miliar.
Beban pokok pendapatan turun menjadi US$ 2,03 miliar dari sebelumnya US$ 2,62 miliar. Dengan demikian, laba bruto PGAS menjadi US$ 854,41 ribu dari sebelumnya US$ 1,23 miliar.
2. Nasabah Teriak Rugi, Prudential Mulai Diinvestigasi
Perusahaan asuransi jiwa, PT Prudential Indonesia, menyatakan saat ini proses investigasi terhadap perusahaan sedang berlangsung dalam rangka menindaklanjuti adanya laporan dari nasabah yang mengalami kerugian investasi.
Tak hanya kerugian, nasabah juga menyebut adanya dokumen yang dipalsukan, serta tidak mendapatkan penjelasan secara rinci untuk produk investasinya di perusahaan asuransi tersebut.
Chief Marketing & Communications Officer Prudential Indonesia Luskito Hambali menjelaskan, proses hukum sedang berlangsung dan ditangani oleh pihak berwajib.
Menurutnya, Prudential Indonesia menghargai sepenuhnya proses investigasi yang sedang berjalan dan berkomitmen untuk selalu kooperatif terhadap proses tersebut. Hal ini sesuai dengan peraturan dan prosedur hukum yang berlaku.
"Terkait dengan keluhan salah satu nasabah, serta laporannya kepada pihak kepolisian yang ditayangkan dalam bentuk video di salah satu media online, perlu kami sampaikan bahwa proses hukum sedang berlangsung dan ditangani oleh pihak yang berwajib," ujar Luskito kepada CNBC Indonesia.
3. Jiwasraya Rilis Lapkeu 2020, Seperti Ini Kinerja Keuangannya
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) baru saja merilis laporan keuangannya yang berakhir pada Desember 2020. Dalam laporan tersebut, perusahaan telah mencatatkan sejumlah perubahan sejalan dengan pengalihan bisnis perusahaan ke PT PT Asuransi Jiwa IFG atau IFG Life, anak usaha PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).
Dalam laporan keuangan tersebut, tercatat total utang perusahaan mencapai Rp 54,36 triliun. Jumlah ini meningkat dari posisi akhir 2019 yang senilai Rp 17,04 triliun.
Dari jumlah tersebut tercatat utang klaim nihil dibanding tahun 2019 yang senilai Rp 13,07 triliun. Sebelumnya dilakukan restrukturisasi utang klaim Jiwasraya dengan mengalihkan polisnya ke IFG Life.
4. Diam-diam Lippo Cicil Jual Matahari, MPPA Mau Rights Issue
Entitas induk Grup Lippo, PT Multipolar Tbk (MLPL), memutuskan untuk mengurangi porsi kepemilikan saham perusahaan di anak usaha, pengelola gerai Hypermart PT Matahari Putra Prima (MPPA).
Sementara, MPPA berencana melakukan peningkatan struktur modal perusahaan melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dalam beberapa bulan ke depan.
Menurut keterbukaan informasi di website BEI pada Rabu (7/4), MLPL telah menjual 11,9% atau 896.327.200 saham kepemilikan perusahaan di MPPA. Transaksi itu sendiri terjadi pada 6 April 2021 dengan harga penjualan Rp 404/saham. Alasan pengurangan kepemilikan tersebut adalah untuk diinvestasikan kembali ke MPPA untuk memperkuat neraca perusahaan dan menyediakan modal kerja perusahaan ke depan.
5.Laba Emiten Gas Grup Sandiaga Uno Drop di 2020
Perusahaan gas industri, PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), baru saja merilis laporan keuangan konsolidasi untuk tahun 2020. Perusahaan yang 2 bulan lalu sahamnya sempat dilepas bertahap oleh perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini mencatatkan penurunan laba bersih 4,52% menjadi Rp 96,41 miliar dari sebelumnya Rp 100,97 miliar.
Mengacu laporan keuangan publikasi, Jumat (9/4/2021), tercatat penurunan laba bersih itu selaras dengan turunnya pendapatan AGII sebesar 0,7% menjadi Rp 2,18 triliun dari sebelumnya Rp 2,20 triliun.
Penurunan penjualan tidak dibarengi dengan beban pokok penjualan yang malah naik 4,06% dari yang semula Rp 1,20 triliun naik menjadi 1,24 triliun.
Dari sisi aset perusahaan gas industri ini mengalami sedikit apresiasi, naik menjadi Rp 7,12 triliun dari awalnya Rp 7,02 triliun. Jumlah aset tidak lancar naik menjadi Rp 5,49 triliun dari posisi awal Rp 5,32 triliun. Sedangkan jumlah aset lancar turun dari Rp 1,69 triliun menjadi Rp 1,62 triliun.
6. Rudy Tanoe Sulap ZBRA Jadi Perusahaan Logistik Alat Kesehatan
Rudy Tanoesoedibjo, kuasa direksi PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) menyatakan perseroan akan menjadi perusahaan holding uang menjalankan berbagai lini bisnis Dos Ni Roha (DNR) setelah akuisisi rampung.
Dalam pertemuan dengan sejumlah awak media, Rudy yang juga Direktur PT Trinity Healthcare ini menjelaskan, tujuan DNR mengakuisisi saham Zebra antara lain agar membuat DNR menjadi lebih dapat diakses oleh masyarakat luas dan menjadi salah satu sarana investasi bagi investor publik.
"ZBRA nantinya akan memiliki 99% saham DNR, jadi tujuan ini adalah bagaimana kita bisa membuat DNR lebih aksesable oleh masyarakat luas, dan menjadi salah satu sarana nvestasi yang baik para investor publik, jadi itu salah satu alasan mengapa kita mengakuisisi Zebra," kata Rudy, Jumat (9/4/2021).
7.Emiten Lo Kheng Hong Dapat Kontrak Batu Bara Rp 2,7 T
Emiten kontraktor pertambangan, yang sahamnya juga dipegang investor kawakan Lo Kheng Hong, PT Petrosea Tbk. (PTRO) mengantongi kontrak jasa pertambangan batu bara senilai Rp 2,7 triliun.
Direktur Petrosea Meinar Kusumastuti mengatakan perseroan sudah menandatangani perolehan kontrak baru pada 6 April 2021 bersama dengan PT Karya Bhumi Lestari yang merupakan anak usaha perusahaan dengan porsi kepemilikan 100%.
Adapun kliennya yakni PT Kartika Selabumi Mining dan PT Palm Mas Asri sebagai penjamin.
"Perseroan dan anak usaha tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Kartika Selabumi dan Palm Mas Asri," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Jumat (9/4/2021).
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak 6 Kabar Pasar Sebelum Mulai Transaksi Saham Hari Ini
