Jelang Ramadan

Saban Hari 1 Toko Ritel Tutup, Cek Nasib Matahari-HERO dkk

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
12 April 2021 08:04
Hypermart
Foto: Ist

Memang, pada tahun lalu daya beli masyarakat saat Ramadan tidak seperti biasanya, akibat adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal 2020.

Melemahnya daya beli masyarakat saat bulan puasa tahun lalu tercemin dari inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada periode Mei 2020, yang tercatat sebesar 0,07% secara bulanan (month-to-month/mtm). Angka ini menurun dari sebesar 0,08% (mtm) pada April 2020.

Bank Indonesia (BI) mencatat, inflasi Mei tahun lalu tercatat lebih rendah dibandingkan dengan pola inflasi pada periode ramadan dan idulfitri, yang dalam lima tahun terakhir rata-rata tercatat 0,69% (mtm).

Mengenai penjualan ritel, dalam 14 bulan terakhir penjualan ritel terus menerus berada di zona kontraksi.

Berdasarkan survei BI, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2021 memang masih tertekan, yakni berada di 182. Angka ini urun 4,3% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM).

Situasi diperkirakan masih belum membaik pada Februari 2021, di mana penjualan ritel diperkirakan tumbuh -0,7% MtM dan -16,5% YoY.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Roy Nicholas Mandey mengaku, pandemi sangat menghantam sektor ritel Tanah Air. Wakil Komisaris Independen PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) ini mengatakan, pandemi Covid-19 sangat menekan sektor usaha ritel di Indonesia. Ini tercermin dari satu toko yang tutup setiap harinya makin bertambah.

Menurutnya, toko yang harus tutup atau bangkrut ini disebabkan karena permintaan lemah di sektor konsumsi. Padahal konsumsi masyarakat sangat menentukan keberlanjutan usaha ritel.

"Setiap hari kami hitung dari sisi asosiasi, hampir 1 toko tutup setiap hari, di seluruh Indonesia termasuk di Bali," ujarnya dalam sarasehan akselerasi pemulihan ekonomi di Bali, Jumat (9/4/2021).

Sebab itu dia menyebutkan, salah satu stimulus yang dibutuhkan oleh pelaku usaha ritel adalah tambahan dana dari Pemerintah. Gelontoran stimulus sampai upaya percepatan vaksinasi masyarakat, diharapkan bisa memulihkan kembali daya beli masyarakat pada tahun ini. Seturut dengan itu, sektor ritel bisa ikut terdongkrak setelah setahun terpuruk.

Berdasarkan Survei Konsumen BI pada Maret 2021, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terindikasi terus berlanjut membaik. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2021 sebesar 93,4, meningkat dari 85,8 dan 84,9 pada Februari dan Januari 2021. Memang, apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, IKK Februari tahun ini masih rendah, yakni 113,8.

Sementara, optimisme konsumen terhadap perkiraan ekonomi 6 bulan ke depan terpantau menguat dari bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Maret sebesar 114,5, meningkat ketimbang IEK Februari 2021 sebesar 106,5.

Menurut BI, ekspektasi konsumen terhadap penghasilan 6 bulan ke depan pada Maret 2021 terpantau menguat 109,8, meningkat dibandingkan 100,4 pada bulan sebelumnya.

Adapun, relaksasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro soal pembatasan jam operasional untuk pusat perbelanjaan atau mal sampai dengan pukul 21.00 juga diharapkan mampu meningkatkan kunjungan masyarakat ke mal.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular