CNBC Indonesia VIP Forum

Bos BCA: Capex Bank Digital BCA Rp 2 T

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
08 April 2021 14:47
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (Tangkapan Layar Webinar)
Foto: Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (Tangkapan Layar Webinar)

Jakarta, CNBC IndonesiaManajemen PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengungkapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk Bank Digital BCA bisa digelontorkan secara bertahap yakni di bawah Rp 2 triliun. Bank Digital BCA adalah hasil transformasi dari PT Bank Royal Indonesia yang dicaplok November 2019.

"Untuk bank digital sesuatu yang unik, karena baru awal mulai equity-nya kecil untuk bank digital [capex] di bawah Rp 2 triliun," kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam diskusi virtual VIP Forum Digital Bank, digelar CNBC Indonesia, Kamis (8/4/2021).

Dia mengatakan, pengembangan ke depan akan disiapkan karena perseroan melihat kemungkinan ekosistem yang besar.

"Di BCA sendiri kita sangat tajam memisahkan ekosistem, payment ekosistemnya dari ecommerce, segmennya beda-beda tapi sama-sama, ini payment dulu yang kita masuk. Kita juga melihat seperti para nasabah yang perlu KPR [kredit rumah] dan KKB [kredit kendaraan] kita siapkan dan gabung antara diler mobil dan developer belum banyak yang bisa online, mereka ekosistem tapi offline, kita buat platform yang menampung mereka," jelas Jahja.

"Kalau dulu pas Covid kita setengah mati cari kredit konsumsi bisa Rp 1-2 triliun, kemarin sudah Rp 20 triliun, belum lagi ekosistem travel."

Jahja menjelaskan, pengembangan bank digital ke depan memang unik. "Misalnya gerak Bank Jago, mereka menggandeng Gojek mereka targetkan ekosistem yang relatif sebagian besar berbeda dengan merchant dengan Gojek, bersinggungan, mereka punya 750.000 merchant [mitra usaha], kita 400-an ribu merchant."

Dia engungkapkan operasional Bank Digital BCA diharapkan bisa bisa beroperasi pada pertengahan tahun ini.

"Royal Bank disiapkan menjadi BCA Digital, kami harap pertengahan tahun ini paling lambat bisa operasi sendiri yang bisa dioperasikan," katanya.

Sebelumnya Jahja menjelaskan, secara sederhana, dapat diartikan neo bank di BCA Digital adalah bank yang menjalankan seluruh bisnisnya secara digital, tidak mempunyai kantor cabang (branchless). Menurut Jahja, nantinya Bank Digital BCA juga akan tergabung dengan ekosistem perseroan seperti misalnya ATM BCA.

"Iya [jadi neo bank], karena secara bank digital gak punya cabang, gak langsung handling cash, itu dompleng kepada ATM BCA," beber Jahja, dalam acara konferensi pers secara daring, Senin (8/2/2021).

BCA mengambilalih saham Bank Royal pada November 2019. "Nilai pengambilalihan yang dilakukan adalah sebesar Rp 988.046.957.182. Transaksi bukan merupakan transaksi material," tulis Jahja, dalam pengumuman di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terkait Digitalisasi, Ini Harapan BCA ke Regulator

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular