Rupiah Jaya, Jaya, Jaya! Terima Kasih, IMF...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 April 2021 09:20
Ilustrasi Dollar
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Di AS, pemulihan ekonomi itu juga kian terlihat. Pada Maret 2021, Institute of Supply Management (ISM) melaporkan angka Purchasing Managers' Index (PMI) sektor jasa di Negeri Stars and Stripes berada di 63,7. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.

Sektor jasa adalah 'jantung' perekonomian AS, dengan sumbangan terhadap PDB lebih dari 70%. Ketika sektor jasa bergeliat, maka niscaya ekonomi secara keseluruhan akan meningkat.

"Penciptaan lapangan kerja akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan permintaan. Namun memang masih jauh dari cita-cita The Federal Reserve yaitu penciptaan lapangan kerja yang maksimal," kata John Ryding, Kepala Ekonom Brean Capital yang berbasis di New York (AS), seperti dikutip dari Reuters.

Ya, saat ini mencari pekerjaan di Negeri Paman Sam memang masih sulit. Menurut perhitungan Kementerian Ketenagakerjaan AS, masih ada 1,4 orang yang menganggur di setiap pembukaan satu lapangan kerja. Masih di atas kondisi sebelum pandemi yaitu 0,82 orang.

Namun dengan kondisi yang terus membaik, investor meyakini bahwa sudah terlihat cahaya di ujung terowongan. Ada harapan, dan harapan itu kian hari semakin besar. Optimisme investor ini kemudian disalurkan dalam bentuk keberanian mengoleksi aset-aset berisiko.

"Harga aset yang dalam tren naik mencerminkan antisipasi pasar bahwa perekonomian akan segera kembali normal. Meski prosesnya mungkin membutuhkan waktu yang tidak sebentar," sebut Stephen Massocca, Senior Vice President di Wedbush Securitites yang berbasis di San Fransisco (AS), seperti diberitakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular