Tiba-tiba Saham BBNI Melesat di Sesi II, Ada Apa Gerangan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank pelat merah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melaju di zona hijau pada hari ini, Selasa (6/4/2021). Penguatan saham BBNI diwarnai aksi beli bersih (net buy) oleh investor asing.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 14.17 WIB, saham emiten yang didirikan pada 1946 silam ini melonjak 1,30% ke posisi Rp 5.825/saham. Adapun nilai transaksi saham BBNI sebesar Rp 76,06 miliar.
Asing tercatat ramai-ramai memborong saham BBNI sebesar Rp 3,32 miliar. Hal ini menjadikan saham yang resmi melantai di bursa sejak 1996 ini sebagai salah satu saham yang paling banyak dibeli oleh investor asing hari ini.
Selama 3 bulan terakhir saham BBNI dibeli asing Rp 224 miliar di pasar reguler dan year to date beli bersih alias net buy asing mencapai Rp 206 miliar.
Sebelumnya manajemen BBNI menyatakan perseroan menjadi salah satu bank yang terus adaptif pada perubahan terutama di masa pandemi Covid-19.
GM Divisi e-Banking BNI Sri Indira, dalam BNI Investment Week mengatakan transaksi perbankan secara digital mengalami peningkatan hingga 50%. Dengan data tersebut menunjukkan masyarakat udah mulai beralih dalam transaksi yakni melalui digital, salah satunya melalui BNI Mobile Banking.
"Jika dilihat transaksi Desember 2020, transaksi digital dari nasabah BNI khususnya BNI mobile banking mengalami peningkatan hampir 50% dari transaksi Desember 2019," kata GM Divisi e-Banking BNI, Sri Indira dalam BNI Investment Week di program Profit CNBC Indonesia, Senin (5/4/2021).
Untuk transaksi di mobile digital, Sri Indira mengungkapkan Indonesia memiliki potensi besar. Misalnya saja dengan pemakaian internet tanah air mencapai 274 juta dan yang sudah terhubung dengan mobile adalah 345,2 juta.
"Merupakan potensi digital luar biasa untuk masyarakat Indonesia. Kami melihat masih sangat banyak yang bisa dikembangkan untuk bisa melayani masyarakat di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Perusahaan pun melakukan sejumlah pembaruan dan pengembangan fitur baru di platform mobile banking. Misalnya mendukung Bank Indonesia lewat QRIS untuk nasabah BNI dapat berbelanja di merchant atau commerce. Selain itu juga akan dikembangkan digital loan serta call center melalui Tanya BNI dengan agent bernama cinta.
"Akan membantu secara virtual nasabah-nasabah untuk mengakses customer service BNI," ujar Sri Indira.
Pada 29 Maret lalu, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BNI sudah menyetujui pembagian dividen sebesar 25% dari laba bersih tahun buku 2020 sekitar Rp 820,1 miliar.
Dengan memperhitungkan komposisi saham milik pemerintah yang sebesar 60%, maka BNI akan menyetorkan dividen sebanyak Rp 492,58 miliar ke rekening kas umum negara.
Adapun dividen bagian publik atas kepemilikan 40% saham senilai Rp 327,52 miliar akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan kepemilikannya masing-masing.
Tahun lalu, BNI mencatatkan laba bersih konsolidasi sepanjang mencapai Rp 3,3 triliun atau turun 78,54% dari tahun 2019 sebesar Rp 15,38 triliun.
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham BBNI Lagi Menarik Nih, Ini Dia Target Harganya
