Dolar AS Diramal Perkasa Sebulan ke Depan, Rupiah Siaga Satu!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 April 2021 18:17
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Dolar AS hari ini tertekan pasca rilis data tenaga kerja AS pekan lalu. Departemen Tenaga Kerja AS pada pekan lalu melaporkan tingkat pengangguran di bulan Maret memang turun menjadi 6% dari bulan sebelumnya 6,2%, kemudian penyerapan tenaga kerja diluar sektor pertanian (non-farm payroll) tercatat sebanyak 916.000 orang, terbanyak sejak Agustus 2020 lalu.

Tetapi ada satu yang mengganjal, rata-rata upah per jam turun 0,1% pada bulan lalu, setelah naik 0,3% di bulan sebelumnya. Padahal, upah merupakan komponen penting dalam pemulihan ekonomi AS, serta kenaikan inflasi.

Dengan penurunan rata-rata upah per jam tersebut, laju kenaikan inflasi kemungkinan akan terhambat. Apalagi pada bulan Februari lalu, inflasi AS (yang dicerminkan oleh Personal Consumption Expenditure/PCE inti) tumbuh di 1,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year). Pertumbuhan tersebut lebih lambat dibandingkan laju Januari 2021 yang sebesar 1,5%.

Inflasi PCE merupakan salah satu acuan bank sentral AS (The Fed) untuk merubah kebijakan moneternya, ketika inflasi masih lemah, maka kebijakan moneter ultralonggar masih akan dipertahankan.

Artinya, ketika data-data ekonomi AS menunjukkan inflasi belum akan melesat naik, maka dolar AS perlahan akan kehilangan tenaganya.

Sementara itu dari sisi kenaikan yield Treasury, yang juga membuat rupiah tertekan, Ekonom senior Chatib Basri, mengatakan hal tersebut terhenti atau tidak sangat bergantung pada kekuatan The Fed menjaga pergerakan pasar.

The Fed, kata Chatib mungkin akan mengambil langkah dengan intervensi pada yield Treasury. Caranya Bank Sentral membeli surat utang jangka panjang dari pasar. Tujuannya agar yield tidak terlalu tinggi.

"Kalau dilakukan maka ekspektasi inflasi bisa dikendalikan, itu berarti The Fed harus beli bond jangka panjang, harus stabilisasi," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (24/3/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular