
Besok Ada Pengumuman Suku Bunga, Kurs Dolar Australia Drop!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia melemah melawan tipis rupiah pada perdagangan Senin (4/5/2021), jelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) besok.
Pada pukul 13:40 WIB, AU$ 1 setara Rp 11.034,86, dolar Australia melemah 0,08% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
RBA diprediksi masih akan bersikap dovish, dan mempertahankan suku bunga acuan di 0,1%, meski beberapa data ekonomi Australia menunjukkan perbaikan.
Meski demikian, dolar Australia diperkirakan tidak akan terlalu terbebani dengan sikap RBA tersebut.
"Pasar kemungkinan memperkirakan RBA akan bersikap sangat dovish dalam rapat kebijakan moneter kali ini, dan sangat kecil kemungkinannya akan ada sinyal hawkish dalam waktu dekat. Meski demikian, kami memperkirakan penekanan suku bunga rendah yang akan ditahan dalam waktu lama akan memberikan dampak negatif ke dolar Australia," tulis ING dalam analisisnya, Kamis (1/4/2021).
Sementara itu, National Australia Bank (NAB) yang proyeksi terbarunya menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Negeri Kanguru menjadi 5% di tahun ini.
"Kami merevisi perkiraan produk domestik bruto (PDB) tahun 2021 menjadi 5% dari sebelumnya 4,5%, dan untuk tahun 2022 sebesar 3,9%," kata ekonom Tonu Kelly, ekonom NAB sebagaimana dilansir ABC, Rabu (24/2/2021).
Dalam rapat kebijakan moneter edisi Maret lalu, mengatakan suku bunga yang saat ini di rekor terendah 0,1% baru akan dinaikkan pada 2024.
"Kebijakan moneter yang ditetapkan saat ini terus membantu perekonomian dengan bunga pinjaman yang murah," kata Gubernur RBA, Philip Lowe, sebagaimana dilansir News.com.au, Selasa (2/3/2021).
Pada kesempatan lain, Lowe mengatakan perekonomian Australia memang membaik, tetapi belum terlihat akan ada kenaikan upah dalam waktu dekat, sehingga suku bunga masih akan tetap rendah.
Selain pertumbuhan gaji, inflasi juga diperkirakan masih akan rendah.
"Poin yang ingin saya tekankan (sebelum menaikkan suku bunga) adalah inflasi perlu berada di rentang 2% sampai 3%, gaji perlu tumbuh lebih tinggi dari saat ini," kata Lowe sebagaimana dilansir The Guardian.
"Perkiraan RBA, kita tidak akan melihat pertumbuhan gaji konsisten dengan inflasi sebelum tahun 2024. Itu adalah dasar penilaian kami, dan suku bunga masih akan bertahan di level saat ini (0,1%) setidaknya hingga tahun 2024," tambahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Lalu Jeblok 4%, Dolar Australia Turun Lagi di Awal 2022
