
Sesi I Asing Masih Lepas BBRI-BBCA, Borong ITMG-BMRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan sesi I Senin (5/4/2021). Indeks bursa saham acuan nasional tersebut melemah 0,46% ke level 5.963,46.
Data perdagangan mencatat sebanyak 187 saham naik, 275 turun, dan 145 lainnya flat. Nilai transaksi pada perdagangan sesi I hari ini mencapai Rp 4,8 triliun dan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 492 miliar di pasar reguler.
Ada enam saham yang dijual oleh investor asing pada perdagangan sesi I hari ini. Berikut keenam saham yang dijual oleh investor asing pada perdagangan sesi I Senin (5/4/2021).
Di kala IHSG kembali melemah dan asing juga kembali melepas beberapa saham, ada pula saham yang masih diburu oleh asing hari ini. Adapun saham-saham yang diburu oleh asing pada penutupan perdagangan sesi I hari ini adalah.
Imbal hasil yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan dolar AS masih harus terus dipantau. Kombinasi keduanya bisa membuat pasar saham mengalami koreksi dan mata uang negara berkembang termasuk rupiah terdepresiasi.
Kenaikan lanjutan yield obligasi dan dolar AS berpeluang besar untuk memicu terjadinya outflow dari pasar modal RI. Ketika outflow terjadi secara besar-besaran maka rupiah akan menjadi tumbal.
Sentimen kedua yang juga perlu menjadi perhatian pelaku pasar adalah perkembangan proposal infrastruktur senilai US$ 2 triliun. Menurut ekonom jika proposal ini disetujui Kongres maka bisa meningkatkan output perekonomian AS sebesar 0,5 sampai dengan 1 poin persentase.
Namun rencana Biden tak bisa dibilang mulus, lawan Biden tak hanya para produsen minyak di Paman Sam tetapi juga kongres yang suaranya terpecah. Beberapa Demokrat dan aktivis lingkungan khawatir momentum ini tak bisa dimanfaatkan untuk membawa perubahan.
Beberapa anggota Partai Republik yang menentang paket bantuan pandemi Biden juga mengutuk tujuan presiden untuk memasukkan kebijakan iklim ke dalam undang-undang infrastruktur.
Di sisi lain rencana Biden untuk menaikkan pajak juga menuai pro dan kontra. Biden juga berencana untuk menaikkan tarif pajak perusahaan AS menjadi 28% dari sebelumnya sebesar 21% yang ditetapkan di masa Presiden Trump tahun 2017 lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500