Dahlan: BUMN Karya Bernafas di Kerongkongan, Ini Faktanya

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
05 April 2021 12:11
Ilustrasi/Doc.Wika Beton
Foto: Progres Konstruksi Jalan Tol Layang Dalam Kota Jakarta Ruas Kelapa Gading-Pulo Gebang Capai 71%. (Dok. Kementerian PUPR)

Wika Beton (WTON)

Anak usaha WIKA lainnya, WTON, juga mencatatkan penurunan laba bersih yang signifikan pada tahun lalu.

Mengacu laporan keuangan, laba bersih WTON pada tahun lalu anjlok 75% (yoy) dari Rp 795 miliar menjadi hanya Rp 184 miliar. Penurunan pendapatan dan margin menjadi pemicunya. Margin kotor WTON drop dari 13,4% menjadi 6,4% di tahun 2020.

Pendapatan usaha WTON sepanjang tahun fiskal 2020 turun 32% (yoy) dari Rp 7,08 triliun menjadi Rp 4,8 triliun. Pembatasan aktivitas ekonomi sebagai upaya pengendalian pandemi membuat kontrak baru yang didapatkan oleh WTON turun.

Pembangunan Perumahan (PTPP)

Pada akhir 2020 lalu PTPP terpaksa membukukan penurunan laba bersih yang tajam hingga 84,28% secara tahunan (YoY).

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan, akhir tahun lalu laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 128,75 miliar, jatuh dari posisi akhir 2019 yang senilai Rp 819,46 miliar.

Turunnya laba bersih ini disebabkan karena pendapatan perusahaan juga mengalami kontraksi 32,84% YoY menjadi sebesar Rp 15,83 triliun. Nilai ini turun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 23,57 triliun.

Turunnya pendapatan ini juga menurunkan beban pokok pendapatan menjadi senilai Rp 13,65 triliun dari sebelumnya Rp 20,25 triliun. Beban usaha juga ikut turun menjadi Rp 583,70 miliar, dari posisi Rp 820,87 miliar.

Jasa Marga (JSMR)

Setali tiga uang, emiten pengelola jalan tol BUMN, JSMR juga mencatatkan penurunan laba bersih yang cukup signifikan pada periode sepanjang tahun 2020.

Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 501,05 miliar sampai dengan 31 Desember 2020 atau turun 77,3% dari tahun sebelumnya Rp 2,20 triliun.

Anjloknya perolehan laba bersih ini sejalan dengan penurunan pendapatan sebesar 47,98% menjadi Rp 13,70 triliun dari periode tahun 2019 sebesar Rp 26,34 triliun.

Rinciannya, pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan tol sebesar Rp 8,76 triliun, turun dari tahun sebelumnya Rp 10,13 triliun. Pendapatan konstruksi Rp 4,11 triliun yang juga anjlok dari sebelumnya Rp 15,36 triliun.

Sedangkan, pendapatan usaha lainnya memberikan kontribusi sebesar Rp 824,73 miliar.

Namun, seiring penurunan pendapatan, emiten bersandi JSMR ini juga menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 8,34 triliun dari sebelumnya Rp 19,90 triliun.

Adapun Adhi Karya (ADHI) belum merilis laporan keuangan 2020 sampai saat ini.

Sebagai informasi, saham-saham BUMN Karya kompak ambruk di zona merah pada sesi I hari ini. Berikut gerak harga saham-saham tersebut:

  1. Pembangunan Perumahan (PTPP), saham -6,91%, ke Rp 1.280, transaksi Rp 43 M

  2. Wijaya Karya (WIKA), -6,84%, ke Rp 1.430, transaksi Rp 50 M

  3. Waskita Karya (WSKT), -6,64%, ke Rp 1.055, transaksi Rp 91 M

  4. Adhi Karya (ADHI), -6,25%, ke Rp 1.050, transaksi Rp 15 M

  5. Wijaya Karya Beton (WTON), -6,25%, ke Rp 300, transaksi Rp 3 M

  6. Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE), -4,37%, ke Rp 197, transaksi Rp 5 M

  7. Jasa Marga (JSMR), -0,97%, ke Rp 4.090, transaksi Rp 7 M

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular