
Sempat Menopang IHSG ke 6.000, Beri Applause untuk Saham Ini

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka hijau tipis 0,04% ke level 5.988,02. Selang 30 menit perdagangan sesi pertama IHSG malah balik terdepresiasi 0,23% ke level 5.971,15 pada perdagangan awal bulan April (1/4/21) meski sebelumnya sempat menghijau dan kembali ke level 6.000.
Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 2,3 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 400 miliar di pasar reguler.
Berikut saham-saham yang sukses menahan kejatuhan IHSG.
Data perdagangan mencatat lagi-lagi penarik indeks adalah saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang meski hanya terapresiasi tipis 0,8% tetapi berhasil menarik indeks hingga 5,3 indeks poin karena kapitalisasi pasarnya yang jumbo di angka Rp 769 triliun.
Selanjutnya di posisi kedua ada saham perbankan lain yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang berhasil naik 2,03% dan megerek indeks hingga 5 poin.
Di posisi ketiga dan keempat terdapat PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang terapresiasi masing-masing 2,64% dan 1,42% dan sukses mengerek indeks hingga 2,96 dan 2,65 poin.
Terakhir muncul anggota Big Cap terbaru yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang sukses melesat 2,06% akan tetapi berhasil megerek indeks hingga 1,88 poin
Aktivitas manufaktur Indonesia meningkat tajam pada Maret 2021. Bahkan peningkatannya hingga mencapai posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Aktivitas manufaktur, dicerminkan olehPurchasing Managers' Index(PMI), berada di 53,2 pada Maret 2021. Naik cukup tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,9 sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah pencatatan PMI olehIHSMarkityaitu sejak April 2011.
Data tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi masih terus berjalan, dan bisa memberikan sentimen positif ke pasar finansial.
Selanjutnya, laju inflasi Indonesia pada Maret 2021 diperkirakan terakselerasi dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menunjukkan tanda permintaan dan daya beli masyarakat mulai bergeliat.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Maret 2021 pada 1 April 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesiamemperkirakan inflasi bulanan (month-to-month/MtM) sebesar 0,145%.
Kemudian inflasi tahunan (year-on-year/YoY) diproyeksi 1,42%. Lalu inflasi inti tahunan 'diramal' di 1,4% (YoY).
Jika ini terwujud, maka laju inflasi akan mengalami percepatan. Pada Februari 2021, inflasi bulanan berada di 0,1% dan tahunan 1,38%. Namun inflasi inti masih melambat karena bulan lalu adalah 1,53% YoY.
Oleh karena itu, belum bisa disimpulkan bahwa daya beli rakyat sudah pulih. Pasalnya daya beli tercermin dari inflasi inti, yang sepertinya masih melambat.
Inflasi inti berisi kelompok barang dan jasa yang harganya susah naik-turun, persisten. Jadi kalau harga yang 'bandel' saya bisa sampai turun, maka artinya permintaan memang lesu yang memaksa dunia usaha menurunkan harga.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500