Selamat! Jangan Sampai April Mop, IHSG Sukses Balik 6.000

Putra, CNBC Indonesia
01 April 2021 09:12
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka hijau tipis 0,04% ke level 5.988,02. Selang 6 menit perdagangan sesi pertama IHSG lanjut menghijau dengan apresiasi 0,35% ke level 6.007,12 pada perdagangan awal bulan April (1/4/21).

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 1,1 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 87 miliar di pasar reguler.

Asing melakukan pembelian di saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) sebesar Rp 7 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 7 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilego Rp 20 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang dijual Rp 100 miliar.

Aktivitas manufaktur Indonesia meningkat tajam pada Maret 2021. Bahkan peningkatannya hingga mencapai posisi tertinggi sepanjang sejarah.

Aktivitas manufaktur, dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI), berada di 53,2 pada Maret 2021. Naik cukup tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,9 sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah pencatatan PMI olehIHSMarkityaitu sejak April 2011.

Data tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi masih terus berjalan, dan bisa memberikan sentimen positif ke pasar finansial.

Selanjutnya, laju inflasi Indonesia pada Maret 2021 diperkirakan terakselerasi dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menunjukkan tanda permintaan dan daya beli masyarakat mulai bergeliat.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Maret 2021 pada 1 April 2021. Konsensus pasar yang dihimpunCNBC Indonesiamemperkirakan inflasi bulanan (month-to-month/MtM) sebesar 0,145%.

Kemudian inflasi tahunan (year-on-year/YoY) diproyeksi 1,42%. Lalu inflasi inti tahunan 'diramal' di 1,4% (YoY).

Jika ini terwujud, maka laju inflasi akan mengalami percepatan. Pada Februari 2021, inflasi bulanan berada di 0,1% dan tahunan 1,38%. Namun inflasi inti masih melambat karena bulan lalu adalah 1,53% YoY.

Oleh karena itu, belum bisa disimpulkan bahwa daya beli rakyat sudah pulih. Pasalnya daya beli tercermin dari inflasi inti, yang sepertinya masih melambat.

Inflasi inti berisi kelompok barang dan jasa yang harganya susah naik-turun, persisten. Jadi kalau harga yang 'bandel' saya bisa sampai turun, maka artinya permintaan memang lesu yang memaksa dunia usaha menurunkan harga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular