
Saham Batu Bara Pesta Pora Saat IHSG Labil, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten batu bara serentak menghijau pada awal perdagangan hari ini, Kamis (1/4/2021). Penguatan ini terjadi seiring laporan soal kinerja harga batu bara kuartal I yang terbilang apik dengan kenaikan hampir 11%.
Berikut harga saham-saham 'emas hitam' pada pagi ini, pukul 09.12 WIB.
Delta Dunia Makmur (DOID), saham +4,21%, ke Rp 396, transaksi Rp 30 M
Indika Energy (INDY), +3,51%, ke Rp 1.475, transaksi Rp 4 M
Bumi Resources (BUMI), +3,39%, ke Rp 61, transaksi Rp 1 M
Harum Energy (HRUM), +2,46%, ke Rp 5.000, transaksi Rp 1 M
Indo Tambangraya Megah (ITMG), +2,19%, ke Rp 11.675, transaksi Rp 1 M
Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), +1,92%, ke Rp 106, transaksi Rp 58 juta
Bukit Asam (PTBA), +1,53%, ke Rp 2.660, transaksi Rp 8 M
Adaro Energy (ADRO), +1,28%, ke Rp 1.190, transaksi Rp 13 M
Bayan Resources (BYAN), +0,20%, ke Rp 12.500, transaksi Rp 1juta
Berdasarkan daftar di atas, saham emiten batu bara yang terafiliasi Grup Northstar, DOID, melesat 4,21% ke posisi Rp 396/saham. Nilai transaksi saham perusahaan yang mulai beroperasi sejak 1992 ini sebesar Rp 30 miliar. Menguatnya saham DOID diwarnai aksi jual oleh asing sebesar Rp 4,85 miliar.
Penguatan DOID hari ini memutus tren pelemahan selama 4 hari berturut-turut, atau sejak Jumat bulan lalu (26/3).
Sebelumnya, pemegang obligasi DOID menyetujui rencana amandemen obligasi yang diterbitkan perseroan sebesar US$ 350 juta atau setara dengan Rp 4,90 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000 per dolar AS.
Obligasi itu diterbitkan oleh anak usaha perseroan, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA). Tingkat bunga yang ditawarkan dalam Senior Notes tersebut sebesar 7,75% per tahun.
Nilai pokok penerbitan ini diamandemen dari proses tender sebelumnya pada 22 Januari 2021 dengan emisi sebesar US$ 400 juta dengan tingkat bunga sebesar 7,75% per tahun. Amandemen ini dipastikan akan mendapat lampu hijau setelah suara mayoritas pemegang obligasi menyetujui rencana tersebut.
Di tempat kedua, saham INDY, melejit 3,51% ke Rp 1.475/saham dengan nilai transaksi Rp 4 miliar. Saham INDY berhasil rebound dari tren penurunan 3 hari berturut-turut, atau sejak Senin (29/3).
Kabar terbaru, Indika Energy baru saja mendirikan perusahaan patungan bersama perusahaan tenaga surya asal India, Fourth Partner Energy (4PEL).
Dalam acara "Mining Forum: Prospek Industri Minerba 2021 CNBC Indonesia", Rabu (24/03), Dirut INDY Arsjad Rasjid mengungkapkan, perusahaan patungan ini diberi nama PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS).
Perusahaan tercatat mengeluarkan investasi sebesar US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,25 triliun (kurs Rp 14.500/US$).
Sebagai informasi, harga batu bara membukukan kenaikan hampi 11% di sepanjang kuartal I tahun ini.
Pada perdagangan terakhir kuartal satu kemarin, Rabu (31/3/2021) harga kontrak batu bara termal ICE Newcastle yang aktif ditransaksikan di bursa berjangka naik 1,86%. Dengan kenaikan tersebut harga batu bara kembali tembus US$ 90/ton atau tepatnya di US$ 90,45/ton.
Ada beberapa faktor yang mendukung penguatan harga batu bara. Semua ini karena China. Di Negeri Panda ketatnya pasokan batu bara domestik membuat harga batu bara lokal naik signifikan.
Pemerintah China akhirnya memutuskan untuk membuka keran impor, kecuali dari Australia karena keduanya bersitegang. Kebetulan di kuartal pertama juga bertepatan dengan momentum musim dingin dan perayaan tahun baru Imlek.
Adanya stimulus baik fiskal dan moneter juga menjadi pemicu tren bullish harga komoditas.
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Impor Batu Bara RI, Saham Batu Bara Meledak