Internasional

Uangnya Gak Habis-habis, Biden Bangun Infrastruktur US$ 2 T

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
01 April 2021 07:30
President Joe Biden boards Air Force One on departure from John Glenn Columbus International Airport, Tuesday, March 23, 2021, in Columbus, Ohio. (AP Photo/Evan Vucci)
Foto: AP/Evan Vucci

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden merilis rencana pendanaan infrastruktur jumbo sebesar US$ 2 triliun atau setara dengan Rp 28.000 triliun, Rabu (31/3/2021). Ini untuk mempercepat pembangunan ekonomi pasca pandemi Covid-19 di negeri adidaya itu.

Dikutip CNBC International,pengumuman tersebut memulai inisiatif besar kedua Biden. Sebelumnya Kongres AS telah mengesahan stimulus bantuan Biden senilai US$ 1,9 triliun awal bulan ini.

Biden menegaskan langkah terbarunya ini akan menciptakan lapangan kerja, mengubah infrastruktur AS dan melawan perubahan iklim. Di fase kedua, rencana bantuan ini akan meningkatkan pendidikan dan memperluas cuti berbayar serta cakupan perawatan kesehatan.

"Ini adalah investasi yang harus kami lakukan," kata Biden.

"Kami mampu membuatnya. Dengan kata lain, kami tidak mampu untuk tidak melakukannya."

Dana raksasa ini akan difokuskan untuk pembenahan infrastruktur transportasi, sarana digital, air bersih, kelistrikan. Ini juga disalurkan untuk fasilitas pendidikan, perumahan, riset dan penelitian, serta perawatan lansia.

Dalam menggalang dana yang super besar itu, presiden asal Delaware ini menyatakan akan menaikkan pajak korporat sebesar 28% dalam jangka waktu delapan tahun ke depan. Sebelumnya beredar juga klausul menaikkan pajak si kaya di AS.

Ini berbeda pula dengan stimulus sebelumnya yang mengambil anggaran pemerintah. Hal tersebut membuat AS defisit.

Pemimpin Senat Partai Demokrat yang mendukung Biden,Chuck Schumer, menyebut RUU stimulus jumbo memiliki tujuan ganda. Sebagai sarana untuk menciptakan lapangan kerja sambil mempromosikan energi bersih dan transportasi.

"Saya berharap dapat bekerja dengan Presiden Biden untuk mengesahkan rencana besar dan berani yang akan mendorong Amerika maju selama beberapa dekade mendatang," ucapnya.

Meski begitu, poin mengenai proposal kenaikan pajak sepertinya masih menjadi perdebatan panjang dalam memuluskan stimulus ini. Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell menyatakan akan menolak proposal ini karena ia merasa kenaikan pajak sangat membebani perusahaan Amerika.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye America First, Ini PR Mendesak Biden Jadi Presiden AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular