Bye America First, Ini PR Mendesak Biden Jadi Presiden AS

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
10 November 2020 12:30
Presiden terpilih Joe Biden

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam masa pemerintahan presiden Donald Trump, Amerika Serikat (AS) mengalami berbagai macam turbulensi dalam politik luar negerinya.

Dengan China, Trump melancarkan perang dagang dan secara frontal menuduh negeri itu sebagai pelanggar HAM dalam kasus Xinjiang dan Hong Kong.



Perang dagang juga terjadi antara AS dan Eropa melalui kasus Boeing vs Airbus. Pemimpin dengan slogan 'America First' itu juga tidak ramah dengan tetangga dekatnya Kanada, karena persoalan perdagangan.

Karenanya, Presiden AS terpilih Joseph R. Biden Jr. alias Joe Biden menghadapi tantangan berat. Mengutip The New York Times, berikut adalah bidang kebijakan luar negeri paling mendesak yang harus ditangani Biden:

Tidak ada yang lebih mendesak, di mata banyak ahli, selain membalikkan hubungan yang telah memburuk dengan China. Sengketa perdagangan, Laut China Selatan, Hong Kong, Taiwan, dan teknologi telah menjalar selama masa jabatan Trump.

Belum lagi pernyataan rasis bahwa China menginfeksi dunia dengan virus corona dan China wajib pertanggungjawaban. "China adalah semacam inti radioaktif dari masalah kebijakan luar negeri Amerika," kata Direktur Pusat Masyarakat Asia untuk Hubungan AS-China, Orville Schell.

Biden belum tentu membantu dirinya sendiri dengan penggambaran negatifnya sendiri tentang China dan pemimpin otoriternya, Presiden Xi Jinping, selama kampanye 2020. Keduanya pernah terlihat mengembangkan hubungan persahabatan selama tahun-tahun Obama.

Tapi Biden mungkin akan melanjutkan sebagian warisan kontra China Trump dengan pendekatan yang lebih lunak. Bahkan baru-baru ini Biden menyebut Xi merupakan seorang "preman."



Biden telah berjanji untuk memperbaiki apa yang disebut "kegagalan berbahaya" dari kebijakan Trump di Iran. Di mana, AS menolak perjanjian nuklir 2015 dan menggantinya dengan sanksi pengetatan yang telah menyebabkan kerusakan ekonomi yang dalam di Iran.

Biden telah menawarkan untuk bergabung kembali dengan perjanjian tersebut, yang membatasi kemampuan nuklir Iran jika Teheran mematuhi ketentuannya dan berkomitmen untuk negosiasi. Dia juga telah berjanji untuk segera membatalkan larangan perjalanan Trump di beberapa negara mayoritas Muslim.

Namun apakah penguasa Iran akan menerima Biden masih menjadi tanda tanya. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan AS tidak dapat dipercaya terlepas dari siapa yang ada di Gedung Putih.

Disisi lain Israel memanfaatkan pendekatan konfrontatif Trump untuk menarik simpati negara-negara arab dalam melawan Iran. Perlakuan yang sangat baik dari Trump terhadap Israel dalam konflik yang berkepanjangan dengan Palestina juga dapat melahirkan permasalahan baru.

Biden mengkritik pembangunan pemukiman Israel di tanah pendudukan yang diinginkan Palestina untuk negara masa depan. Dan dia kemungkinan akan memulihkan kontak dengan kepemimpinan Palestina, sebuah hal yang akan membuat Israel jengah. Namun sisi lain, Biden juga memiliki hubungan spesial dengan Israel dan menyatakan tidak akan mencabut klaim AS atas Yerusalem.


Sementara Trump meremehkan Uni Eropa dan sangat mendorong keluarnya Inggris dari blok tersebut, Biden telah menyatakan posisi yang berlawanan. Seperti mantan Presiden Barack Obama, dia mendukung hubungan dekat Amerika dengan para pemimpin blok dan menentang Brexit.

Terpilinya Biden akan membuat hubungan yang canggung dengan Perdana Menteri Boris Johnson. Mengingat ia dan Trump sangat akrab.

Sementara Eropa akan senang melihat Trump pergi karena 'kerusakan' yang telah ia buat. Beberapa kebijakan Trump dianggap telah menyakini benua itu.

"Kami memiliki perbedaan, tetapi tidak pernah ada ketidakpercayaan mendasar tentang memiliki pandangan yang sama tentang dunia," kata Gro Harlem Brundtland, mantan perdana menteri Norwegia, kepada The New York Times bulan lalu.

Selama empat tahun terakhir, katanya, para pemimpin Eropa telah belajar bahwa mereka "tidak dapat lagi menerima bahwa mereka dapat mempercayai AS, bahkan pada hal-hal dasar".


Trump menggambarkan persahabatan dan tiga pertemuannya dengan Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, sebagai keberhasilan yang mencegah perang. Tetapi para kritikus mengatakan pendekatan Trump malah memberi waktu Kim waktu untuk memperkuat kekuatan nuklirnya.

Bulan lalu, Korut meluncurkan apa yang tampaknya menjadi rudal balistik antarbenua terbesar yang pernah ada. Ini menjadi tamparan untuk AS.

"Di bawah pengawasan Trump, program senjata nuklir Korea Utara telah berkembang pesat, kemampuan misilnya telah berkembang, dan Pyongyang sekarang dapat menargetkan Amerika Serikat dengan ICBM," kata Evans J.R. Revere, mantan pejabat Departemen Luar Negeri dan pakar tentang Korea Utara kepada New York Times.

"Itu adalah warisan yang akan segera diteruskan Trump kepada Biden, dan itu akan menjadi beban yang sangat besar."

Biden, yang digambarkan oleh kantor berita resmi Korea Utara sebagai anjing gila. Bahkan disebut "harus dipukul sampai mati dengan tongkat".

Biden sebelumnya telah mengatakan dia akan mendesak untuk denuklirisasi dan "mendukung Korea Selatan". Tetapi belum menjelaskan secara spesifik bagaimana dia akan menangani ancaman Korea Utara.


Biden telah lama menegaskan bahwa dia akan mengambil garis yang jauh lebih keras dengan Rusia daripada Trump. Biden, yang sebagai wakil presiden mendorong sanksi terhadap Rusia atas aneksasi semenanjung Krimea Ukraina pada tahun 2014.

Sementara ketegangan dengan Rusia kemungkinan akan meningkat. Kontrol senjata adalah salah satu bidang di mana Biden dan Presiden Putin memiliki keinginan yang sama untuk maju.

Perjanjian Paris

Biden mengatakan akan kembali kesepakatan Iklim Paris (Paris Agreement) untuk membatasi pemanasan global. Sebelumnya ini ditinggalkan Trump saat berkuasa.

Biden juga mengatakan dia akan memulihkan keanggotaan AS di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Trump sebelumnya juga menyatakan AS keluar dari organisasi kesehatan PBB itu karena menyebutnya antek China.

Lebih lanjut, Biden diharapkan memperbaiki banyak langkah isolasi dan anti-imigran yang diambil selama pemerintahan Trump.

Biden mengatakan dia akan mencabut pembatasan imigrasi Trump, menghentikan pembangunan tembok perbatasannya dengan Meksiko, memperluas sumber daya untuk imigran dan memberikan jalan menuju kewarganegaraan bagi orang-orang yang tinggal AS secara ilegal.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular