Obligasi AS Picu Pasar Crash! IHSG-Rupiah Tumbang, SBN Mixed

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
31 March 2021 18:30
valas
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu (31/3/2021), di tengah serbuan sentimen negatif dari dalam dan luar negeri.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup ambles pada penutupan perdagangan Rabu (31/3/2021). Indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup ambles hingga 1,42% ke level 5.985,52.

Data perdagangan mencatat sebanyak 118 saham terapresiasi, 396 terdepresiasi, dan sisanya 120 cenderung flat. Nilai transaksi bursa pada perdagangan hari ini mencapai Rp 12,2 triliun.

Investor asing tercatat membukukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 1,1 triliun di seluruh pasar pada perdagangan hari ini.

Saham-saham perbankan big cap masih menjadi incaran aksi jual investor asing, di mana asing melakukan penjualan bersih di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 461 miliar, kemudian di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 450 miliar dan di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 92 miliar.

Sementara itu, bursa saham Asia mayoritas melemah pada perdagangan siang hari ini. Namun pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG tidak lagi menjadi yang paling parah pelemahannya hari ini.

Adapun indeks saham di Asia yang pelemahannya paling parah pada penutupan perdagangan hari ini adalah indeks saham Malaysia yang ambrol hingga 2,58%, disusul indeks saham Filipina yang ambles 1,57%, dan di posisi ketiga adalah IHSG.

Hanya indeks indeks saham Thailand yang ditutup menguat pada perdagangan hari ini. Sedangkan indeks KOSPI Korea Selatan yang sebelumnya menguat, namun pada penutupan berakhir melemah.

Koreksi di bursa nasional terjadi menyusul kombinasi sentimen negatif dari dalam dan luar negeri yang menyergap bursa secara bersamaan. Sentimen negatif dari dalam negeri muncul dari wacana pengurangan investasi saham dan reksa dana BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).

Diketahui BPJS merupakan salah satu investor institusi raksasa sehingga apabila porsi investasi dikerdilkan berpotensi adanya arus uang keluar dari pasar modal dalam jumlah yang lumayan.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan rencana pengurangan investasi tersebut dalam rapat dengar pendapat bersama Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan dan Komisi IX DPR. Langkah ini dilakukan dalam rangka Asset Matching Liabilities (ALMA) Jaminan Hari Tua (JHT). Ada tiga strategi yang disampaikan BP Jamsostek.

"Pertama, strategi investasi dengan melakukan perubahan dari saham dan reksa dana ke obligasi dan investasi langsung sehingga bobot instrumen saham dan reksa dana semakin kecil," jelas Anggoro, Selasa (30/3/2021).

NEXT: Nasib Rupiah dan SBN

Sedangkan di pasar uang, nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (31/3/2021), dan mencatat pelemahan dalam 3 hari beruntun. Rupiah terpuruk di saat mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 14.470/US$. Setelahnya rupiah langsung merosot 0,66% ke Rp 14.565/US$.

Selepas tengah hari, rupiah berhasil memangkas pelemahan dan berakhir di Rp 14.520/US$, melemah 0,35%.

Dengan pelemahan tersebut, hingga pukul 15:13 WIB, rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia. Selain rupiah ada yen Jepang dan baht Thailand yang melemah melawan dolar AS.

Sementara mata uang lainnya menguat. Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.

Sementara itu di pasar obligasi, harga obligasi pemerintah atau surat berharga negara (SBN) kembali beragam pada hari ini.

SBN acuan untuk tenor 10 tahun, 15 tahun, dan 30 tahun mengalami pelemahan harga dan kenaikan imbal hasil (yield), sedangkan sisanya mengalami penguatan harga dan penurunan yield.

Adapun untuk yield SBN tenor 10 dengan seri FR0087 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali naik sebesar 2 basis poin (bp) ke level 6,814%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Capital outflow menjadi pemicu pelemahan IHSG dan rupiah. Di pasar saham, investor asing melakukan aksi jual bersih lebih dari Rp 1 triliun, yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,4%.

Sementara itu di pasar obligasi juga kemungkinan terjadi hal yang sama, terlihat dari kenaikan yield. Tidak hanya hari ini, sepanjang tahun 2021 juga terjadi capital outflow di pasar obligasi.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, sepanjang tahun ini hingga 29 Maret lalu, terjadi capital outflow sebesar Rp 26 triliun di pasar obligasi. Pada periode yang sama, nilai tukar rupiah melemah lebih dari 3%.

Naiknya yield obligasi (Treasury) AS menjadi pemicu capital outflow di pasar obligasi.

Ekspektasi pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat dari perkiraan, serta kenaikan inflasi membuat pelaku pasar melepas Treasury yang membuat yield-nya naik.

Alhasil, selisih yield Treasury dengan Surat Berharga Negara (SBN) menjadi menyempit. Dengan status Indonesia yang merupakan negara emerging market, menyempitnya selisih yield membuat SBN menjadi kurang menarik, sehingga memicu capital outflow yang pada akhirnya menekan rupiah.

Menurut ekonom senior Chatib Basri, kondisi sekarang dinamakan tantrum without tapering alias pembalikkan atau gejolak sudah terjadi padahal The Fed tidak menaikkan suku bunga acuan. Hal ini bisa terhenti atau tidak sangat bergantung pada kekuatan The Fed menjaga pergerakan pasar.

The Fed, kata Chatib mungkin akan mengambil langkah dengan intervensi pada yield Treasury. Caranya Bank Sentral membeli surat utang jangka panjang dari pasar. Tujuannya agar yield tidak terlalu tinggi.

"Kalau dilakukan maka ekspektasi inflasi bisa dikendalikan, itu berarti The Fed harus beli bond jangka panjang, harus stabilisasi," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (24/3/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular