Jadi Biang Kerok Pasar Drop, Ini Cerita Lengkap Margin Call

Thea Fathanah Arbar & Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
31 March 2021 08:10
Financial Markets Wall Street
Foto: AP/Courtney Crow

Pada Senin pekan ini, dua bank raksasa dunia, Nomura dan Credit Suisse, melaporkan potensi kerugian pada kuartal pertama 2021 ini. Hal itu menyusul laporan adanya margin call satu perusahaan aset manajemen yang meminjam dana ke dua bank investasi global itu.

Kedua bank tak menyebut nama. Namun CNBC International menyebut banyak laporan mengaitkan hal ini dengan perusahaan investasi Archegos Capital Management.

Dalam update perdagangan sebelum bursa AS dibuka Senin, Credit Suisse bahkan mengatakan sejumlah bank lain juga terkena dampak dan keluar dari perusahaan investasi yang tak disebutkan namanya itu.

"Meskipun saat ini terlalu dini untuk menghitung ukuran pasti kerugian yang diakibatkan dari ini, hal itu bisa menjadi sangat signifikan dan material untuk hasil kuartal pertama kami, terlepas dari tren positif yang diumumkan dalam pernyataan perdagangan kami awal bulan ini," kata Credit Suisse.

Bank itu menambahkan akan memberikan pembaruan lebih lanjut tentang masalah ini pada waktunya.

Nomura juga memberikan update perdagangan pada Senin yang memperingatkan "kerugian signifikan" di salah satu anak perusahaannya di AS. Itu akibat transaksi dengan klien di Negeri Pama Sam.

Bank investasi terbesar Jepang mengatakan sedang mengevaluasi potensi kerugian, yang diperkirakan mencapai US$ 2 miliar.

"Perkiraan ini dapat berubah tergantung pada pembatalan transaksi dan fluktuasi harga pasar ... Nomura akan terus mengambil langkah yang sesuai untuk mengatasi masalah ini dan melakukan pengungkapan lebih lanjut setelah dampak dari potensi kerugian ditentukan," kata bank itu.

Nilai kerugian Archegos Capital memang diperkirakan mencapai US$ 6 miliar atau setara Rp 86,9 triliun.

Kasus Archegos Capital ini terjadi setelah perseroan tidak bisa memenuhi kewajibanya. Archegos Capital disebutkan memegang posisi sebesar US$ 50 miliar padahal hanya memiliki aset sebesar US$ 10 miliar. Sisa US$ 40 miliar biasanya didapatkan melalui pinjaman (leverage) lewat transaksi margin (transaksi yang dibiayai broker).

Pinjaman dilakukan dengan menjaminkan aset sebesar US$ 10 miliar tersebut. Masalah akan muncul apabila aset tersebut nilainya anjlok sehingga tidak bisa memenuhi ketentuan jaminan minimum.

Biasanya apabila hal ini terjadi broker akan memberitahukan pemegang posisi untuk melakukan penambahan modal, hal ini disebut dengan margin call.

Hal yang mengerikan akan terjadi apabila sang pemegang posisi tidak mampu membayar margin call tersebut. Apabila tidak mampu menyetorkan dana dalam kurun waktu tertentu, sang broker akan melakukan penutupan terhadap seluruh posisi yang dimiliki oleh perseroan baik melakukan penjualan pada posisi long (forced sell) ataupun pembelian pada posisi short.

Secara sederhananya, dalam beberapa literatur pasar modal dijelaskan bahwa berinvestasi pada margin berarti melakukan penyetoran di rekening sekuritas dan meminjam sisa uang dari sekuritas atau broker untuk investasi.

Hanya saja, ketika pasar bergerak melawan posisi (alias investor kehilangan uang dalam posisi saat ini), investor harus menambah deposit jika tidak maka akan ada penjualan paksa aset atau efek.

Margin call terjadi ketika broker meminta investor untuk meningkatkan margin akibat kehilangan posisi.

NEXT: Siapa Archegos?

(tas/tas)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular