
Waduh Gara-gara Ini, IHSG-Rupiah-SBN Tumbang Semua!

Adapun nilai tukar rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/3/2021), melanjutkan kinerja negatif dalam beberapa pekan terakhir. Tetapi tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga melemah.
Melansir data Refinitiv, seperti biasa rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.440/US$. Tetapi setelahnya rupiah langsung melemah hingga 0,28% ke Rp 14.480/US$.
Posisi rupiah sedikit membaik, berada di level Rp 14.470/US$ pada penutupan perdagangan, melemah 0,21%.
Pelemahan rupiah cukup besar, tetapi bukan menjadi yang terburuk di Asia. Hingga penutupan pasar, rupee India menjadi yang terburuk dengan pelemahan 1%, disusul yen Jepang, dan baht Thailand
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia pada perdagangan Selasa (30/3/2021).
Sentimen pelaku pasar yang kurang bagus lagi-lagi memberikan tekanan bagi rupiah, dan mata uang Asia lainnya.
Memburuknya sentimen pelaku pasar terjadi akibat Archegos Capital, perusahaan asset management, yang terkena margin call. Archegos tidak mampu menyediakan tambahan jaminan saat broker memintanya.
Ada kekhawatiran situasi di Archegos bakal berdampak sistemik. Nomura dan Credit Suisse disebut-sebut sebagai kreditur Archegos dalam perdagangan di pasar derivatif, sehingga dua bank kelas 'paus' itu tentu akan kena getahnya.
Alhasil, pelaku pasar melepas aset-aset berisiko dan memilih aset aman seperti dolar AS.
"Dolar AS menguat karena peningkatan permintaan terhadap aset aman. Investor takut dan mencoba menghindar dari efek domino Archegos," ujar Karl Schamotta, Chief Market Strategist di Cambridge Global Payments yang berbasis di Toronto (Kanada), seperti diwartakan Reuters.
Namun, berbicara aset aman, yen tentunya termasuk di juga. Tetapi, yen pada hari menjadi yang terburuk kedua di Asia. Ada faktor lain lagi yang membuat dolar AS perkasa, yakni kenaikan yield obligasi (Treasury) AS.
Berdasarkan data dari situs World Government Bond, per Selasa (30/3/2021) pukul 17:15 WIB, yield surat utang pemerintah AS acuan tenor 10 tahun naik sebesar 3,6 basis poin ke level 1,753%.
Sepanjang tahun ini, bahkan sudah naik lebih dari 80 basis poin, dan berada di level tertinggi sejak Januari 2020. Kenaikan tersebut dipicu ekspektasi pemulihan ekonomi AS serta kenaikan inflasi, hal tersebut menjadi pemicu penguatan dolar AS.
NEXT: Harga SBN Loyo
(chd/chd)